Mohon tunggu...
Ahmad R Madani
Ahmad R Madani Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis lagu, buku, komik, dan skenario film. Alumni ponpes Jombang, Bogor, dan Madinah. Menikah dengan seorang dokter. Menulis fiksi, film, religi, dan kesehatan. Semua akan dijadikan buku. Terima kasih sudah mampir.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Titik Awal Era Modern Film Superhero

23 Desember 2024   11:34 Diperbarui: 23 Desember 2024   11:34 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hugh Jackman sebagai Wolverine dalam film X-Men (Sumber: https://www.neonsplatter.com/reel-to-reel/x-men-2000)

Film X-Men (2000) merupakan salah satu waralaba superhero yang paling populer di dunia perfilman. Dengan karakter-karakter ikonik dari komik Marvel, film ini sukses besar di box office dan mendapat tempat tersendiri di hati para penggemar. Namun, di balik kesuksesannya, ada banyak cerita menarik mengenai proses syuting, tantangan teknis, serta kerja keras kru dan pemain.

Film pertama X-Men disutradarai oleh Bryan Singer dan menjadi titik awal dari seluruh waralaba X-Men di layar lebar. Sebelumnya, karakter-karakter X-Men sudah terkenal dalam dunia komik sejak 1963, tapi adaptasi layar lebarnya menjadi tantangan besar, terutama karena film superhero belum terlalu berkembang seperti saat ini.

X-Men adalah film pertama yang membawa genre superhero ke arah yang lebih serius dan gelap. Banyak yang menyebutnya sebagai titik balik dari film-film superhero yang sebelumnya lebih ringan. Sebelum Bryan Singer, sutradara lain seperti Ang Lee sempat dipertimbangkan, namun Singer-lah yang akhirnya memilih pendekatan serius terhadap tema film ini.

Setiap karakter mutan terkenal dengan ciri khasnya, baik dari segi penampilan maupun kepribadian. Beberapa aktor yang terlibat dalam film pertama adalah Hugh Jackman sebagai Wolverine, Patrick Stewart sebagai Profesor X, Ian McKellen sebagai Magneto, dan Famke Janssen sebagai Jean Grey.

Hugh Jackman awalnya tidak diinginkan untuk memerankan Wolverine. Peran tersebut seharusnya diberikan kepada aktor lain, namun karena Hugh Jackman datang sebagai pengganti mendadak saat audisi terakhir, dia akhirnya mendapatkan peran tersebut dan menjadi ikon sepanjang waralaba. Hugh Jackman sering melakukan adegan aksinya sendiri, meskipun kadang-kadang memerlukan bantuan stunt double untuk adegan yang lebih berbahaya. Hugh Jackman memerankan Wolverine selama 24 tahun, menjadi salah satu aktor yang paling lama memerankan karakter dalam film superhero.

Patrick Stewart hampir tidak mendapatkan peran Profesor X karena dia lebih dikenal sebagai aktor teater dan bukan bintang film blockbuster. Namun, kehadirannya membawa kekuatan akting yang sangat dibutuhkan karakter tersebut. Beberapa aktor dari film pertama X-Men, seperti Patrick Stewart dan Ian McKellen, kembali tampil dalam film-film berikutnya, memberikan kedalaman emosional bagi waralaba ini.

Film X-Men mengambil lokasi syuting di beberapa tempat ikonik, termasuk di Kanada dan berbagai lokasi di Amerika Serikat. Bagian paling mencolok adalah setting di sekolah Profesor X. Lokasi syuting mansion Profesor X diambil di sebuah bangunan bersejarah bernama Sharon Mansion, yang terletak di Toronto, Kanada. Interior gedung ini difilmkan di beberapa lokasi berbeda untuk menciptakan tampilan yang luas dan megah. Beberapa syuting lain dilakukan di studio di sekitar Toronto.

Efek khusus dan makeup adalah aspek penting dalam menciptakan dunia X-Men. Mengingat banyak karakter yang memiliki kekuatan luar biasa, penggunaan CGI dan makeup prostetik menjadi bagian integral dari produksi. Salah satu tantangan terbesar adalah menciptakan tampilan karakter seperti Mystique (diperankan oleh Rebecca Romijn), yang seluruh tubuhnya dicat biru.

Untuk makeup Mystique, Rebecca Romijn harus menjalani proses prostetik yang memakan waktu lebih dari 7 jam setiap hari selama syuting. Tidak hanya itu, dia juga harus mengenakan pakaian tubuh biru yang sangat ketat, yang menyulitkan pergerakannya.

Syuting film X-Men memakan waktu sekitar 3 bulan, dimulai pada September 1999 dan selesai pada Desember 1999. Jadwal syuting yang ketat dan tantangan teknis yang kompleks membuat proses produksi film ini cukup intens. Para aktor sering kali harus bekerja lebih dari 12 jam sehari. Sebagian besar adegan pertempuran besar dilakukan menggunakan efek CGI, meskipun adegan pertarungan fisik dilakukan dengan penuh perhitungan agar tetap terasa realistis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun