Mohon tunggu...
Ahmad R Madani
Ahmad R Madani Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis lagu, buku, komik, dan skenario film. Alumni ponpes Jombang, Bogor, dan Madinah. Menikah dengan seorang dokter. Menulis fiksi, film, religi, dan kesehatan. Semua akan dijadikan buku. Terima kasih sudah mampir.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Plot Twist Paling Berkesan

22 Desember 2024   08:01 Diperbarui: 22 Desember 2024   08:01 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu scene dalam The Sixth Sense (Sumber: https://www.slashfilm.com/801030/the-sixth-sense)

The Sixth Sense (1999) adalah film thriller psikologis yang disutradarai oleh M. Night Shyamalan. Film ini mendapat sambutan luar biasa dari kritikus dan penonton, serta berhasil meraih kesuksesan besar di box office. Salah satu elemen utama yang membuat film ini begitu berkesan adalah plot twist yang sangat mengejutkan di akhir cerita, yang menjadi salah satu momen paling terkenal dalam sejarah perfilman. Shyamalan sangat berhati-hati agar tidak ada yang mengungkapkan twist tersebut sebelum film dirilis, dan beberapa aktor pun tidak tahu tentang twist tersebut saat mereka pertama kali membaca naskah.

Shyamalan mendapatkan ide untuk cerita ini setelah membaca sebuah artikel tentang anak-anak yang memiliki kemampuan untuk melihat makhluk gaib. Konsep ini berkembang menjadi sebuah cerita tentang seorang anak kecil yang dapat melihat orang mati dan seorang psikolog yang berusaha membantunya. Shyamalan mengungkapkan bahwa ide film ini juga terinspirasi oleh pengalaman pribadi dan rasa takut akan kematian. Dia ingin membuat film yang menggugah emosi dan memiliki kedalaman psikologis, bukan hanya sekadar film horor.

Bruce Willis memainkan peran seorang psikolog anak, Dr. Malcolm Crowe, yang berusaha membantu anak kecil. Pada awalnya, banyak orang tidak menganggap Willis sebagai pilihan yang tepat untuk peran ini, karena dia dikenal lebih sering memerankan karakter aksi. Namun, Shyamalan percaya Willis mampu menggali sisi emosional yang lebih dalam.

Cole Sear adalah seorang anak kecil yang dapat melihat orang mati, dan menjadi tokoh utama yang membawa cerita ini ke puncak ketegangan. Haley Joel Osment, saat itu berusia 10 tahun, mendapat perhatian besar berkat kemampuan aktingnya yang luar biasa dalam film ini. Salah satu adegan paling diingat adalah ketika Cole mengucapkan kalimat ikonik "I see dead people."

Banyak adegan film ini yang diambil di lokasi-lokasi nyata di Philadelphia. Lokasi-lokasi ini memberikan nuansa yang otentik dan mengesankan tentang kehidupan kota yang suram dan penuh dengan ketidakpastian. Salah satu lokasi adalah rumah Cole, yang terletak di lingkungan yang cukup gelap dan terpencil, yang memperkuat kesan misterius dan menegangkan. Rumah gelap dan kamar tidur terisolasi melambangkan ketakutan dan kebingungan yang dialami Cole.

Proses syuting The Sixth Sense dimulai pada tahun 1998, dengan waktu produksi yang relatif singkat. Namun, meskipun syuting dilakukan dalam waktu terbatas, film ini berhasil mencapai kualitas yang luar biasa berkat pendekatan yang hati-hati dalam pengambilan gambar dan pengaturan adegan.

Shyamalan dikenal dengan gaya penyutradaraannya yang sangat terperinci. Dia sangat memperhatikan nuansa dalam setiap adegan dan sering mengarahkan aktor dengan penuh perhatian terhadap detail kecil dalam performa mereka. Shyamalan tidak hanya ingin menciptakan ketegangan, tetapi juga membangun kedalaman emosional yang kuat dalam cerita.

Pengambilan gambar dalam film ini dilakukan dengan teknik yang lebih minim, menggunakan pencahayaan alami dan ruangan gelap untuk menciptakan atmosfer misteri yang mendalam. Beberapa adegan yang paling mengesankan dalam film ini dirancang dengan pengambilan gambar yang sangat terkontrol untuk menjaga ketegangan. Salah satu teknik yang sering digunakan adalah framing yang ketat, yang membuat penonton merasa dekat dengan karakter-karakter dan memperkuat nuansa psikologis dalam film.

Meskipun banyak yang mengharapkan film ini akan penuh dengan ketegangan fisik atau horor, The Sixth Sense lebih banyak mengandalkan ketegangan psikologis dan dramatis. Adegan-adegan yang diambil dengan pengambilan gambar yang cermat dan pengaturan tempo yang lambat sering kali jauh lebih menakutkan daripada adegan-adegan horor konvensional.

Alih-alih menampilkan adegan kekerasan atau makhluk-makhluk gaib yang mengerikan, film ini lebih memilih untuk menggambarkan makhluk-makhluk mati dengan cara yang halus, hanya dengan mengungkapkan karakter-karakter yang tidak terlihat oleh orang lain. Make-up yang digunakan pada karakter-karakter ini dirancang agar tampak hidup, namun dengan kesan bahwa mereka sudah meninggal, seperti wajah yang pucat atau luka-luka yang mengerikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun