Proses syuting Fight Club dimulai pada tahun 1998, dan meskipun anggaran film ini lebih besar daripada beberapa film Fincher sebelumnya, yaitu sekitar $63 juta, film ini tetap berusaha menggunakan gaya yang lebih realistis dan tidak bergantung pada efek visual yang berlebihan. Salah satu penggunaan efek CGI yang paling terkenal adalah adegan penghancuran gedung-gedung, yang dilakukan dengan memanfaatkan efek visual untuk menciptakan kehancuran kota. Efek lainnya seperti darah, ledakan, dan perkelahian dilakukan secara praktis di lokasi syuting.
Musik dalam Fight Club sebagian besar terdiri dari suara elektronik yang keras dan ketukan yang intens. Hal ini mencerminkan dunia modern yang penuh dengan kekosongan dan kegilaan. Suara yang cenderung berat dan mekanistik juga membantu menggambarkan atmosfer yang penuh ketegangan dalam kehidupan The Narrator.
Pada awal perilisannya, Fight Club menerima reaksi beragam dari kritikus. Beberapa menganggap film ini sebagai kekerasan yang tidak perlu dan kontroversial, sementara yang lain memuji film ini sebagai karya yang provokatif dan dalam. Seiring berjalannya waktu, banyak yang menganggapnya sebagai salah satu cult movie paling disegani sepanjang masa.
Meskipun film ini tidak mencapai kesuksesan besar pada box office pada awal perilisannya, Fight Club akhirnya menjadi fenomena budaya dan film yang sangat dihormati. Film ini berhasil meraih kesuksesan di pasar DVD dan streaming, serta menjadi bahan diskusi yang tak pernah usang. Fight Club memberikan pengaruh besar bagi film-film drama thriller dan satire sosial yang lebih gelap dan kontemplatif. Banyak film setelahnya yang mengikuti gaya dan tema film ini, terutama dalam hal penggambaran kekerasan dan kritik sosial.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H