Mohon tunggu...
Ahmad R Madani
Ahmad R Madani Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis lagu, buku, komik, dan skenario film. Alumni ponpes Jombang, Bogor, dan Madinah. Menikah dengan seorang dokter. Menulis fiksi, film, religi, dan kesehatan. Semua akan dijadikan buku. Terima kasih sudah mampir.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Ide Awalnya Bukan untuk Film

21 Desember 2024   11:43 Diperbarui: 21 Desember 2024   11:43 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu scene romantis Shakespeare in Love (Sumber: https://www.dulwichpicturegallery.org.uk/whats-on/film/2019/june/shakespeare-in-love-1999/)

Shakespeare in Love (1998) adalah film drama romantis komedi yang disutradarai oleh John Madden dan ditulis oleh Marc Norman serta Tom Stoppard. Film ini mengisahkan kisah fiksi tentang kehidupan William Shakespeare saat ia menulis salah satu karya terbesarnya, Romeo and Juliet, dengan latar belakang percintaan dan intrik di sekitarnya. Dengan pengaruh besar pada budaya pop, film ini tidak hanya meraih kesuksesan komersial, tetapi juga memenangkan beberapa penghargaan besar, termasuk tujuh nominasi Academy Awards, dengan tujuh kemenangan, termasuk Best Picture.

Film ini bermula dari ide sederhana yang ingin menggabungkan dunia teater Elizabethan dengan romansa fiksi. Penulis Marc Norman menciptakan konsep cerita tentang William Shakespeare yang terlibat dalam hubungan asmara dengan seorang wanita muda, yang memberikan inspirasi untuk karya-karyanya. Pada awalnya, ide ini bukanlah untuk sebuah film, tetapi Norman merasa bahwa sebuah cerita tentang Shakespeare yang penuh dengan kisah cinta akan menarik perhatian banyak orang.

Norman kemudian bekerja sama dengan Tom Stoppard, seorang dramawan terkenal, yang menyempurnakan skenario dan menambah elemen humor dan dialog cerdas yang khas. Skenario mereka yang disebut Shakespeare in Love akhirnya dibeli oleh Miramax Films.

Aktor yang memerankan Shakespeare adalah Joseph Fiennes, yang kala itu belum terlalu dikenal di Hollywood. Fiennes menggambarkan Shakespeare sebagai sosok yang penuh hasrat, tidak hanya dalam menulis, tetapi juga dalam hal cinta. Fiennes berhasil menyampaikan emosi kompleks karakter Shakespeare dengan cemerlang.

Gwyneth Paltrow, yang memerankan Viola de Lesseps, wanita muda yang jatuh cinta dengan Shakespeare, memerankan peran yang sangat menantang. Karakter Viola adalah seorang wanita dari kelas atas yang menyamar menjadi seorang pria untuk berakting di panggung teater. Paltrow memberikan penampilan yang memukau, berhasil membawa kelembutan dan kekuatan dalam karakter Viola.

Gwyneth Paltrow sebelumnya harus tampil mengenakan pakaian laki-laki untuk menggambarkan Viola yang menyamar sebagai aktor. Penampilannya ini adalah tantangan besar karena harus memadukan unsur feminin dan maskulin dengan sangat halus. Karakter Viola didasarkan pada beberapa wanita nyata yang dikatakan menginspirasi karya-karya Shakespeare, termasuk penulis drama yang diduga menjadi cinta pertama Shakespeare, Anne Hathaway.

Beberapa aktor terkenal lainnya yang turut berperan dalam film ini termasuk Judi Dench (Queen Elizabeth I), Geoffrey Rush (Philip Henslowe), Colin Firth (Lord Wessex), dan Ben Affleck (Ned Alleyn). Judi Dench memerankan Queen Elizabeth I, meskipun perannya sangat singkat (hanya sekitar delapan menit), ia memenangkan Academy Award untuk Best Supporting Actress. Hal ini menunjukkan betapa berkesannya penampilannya dalam waktu yang terbatas.

Proses syuting film ini sebagian besar dilakukan di Inggris, khususnya di kota London, seperti The Rose Theatre, salah satu tempat yang digunakan untuk menggambarkan teater tempat Shakespeare bekerja. Lokasi ini berfungsi sebagai latar belakang utama dalam film ketika karakter-karakter utama tampil di atas panggung. Covent Garden, terkenal dengan pasar dan kawasan perbelanjaannya, bagian ini digunakan sebagai lokasi tambahan untuk menggambarkan kehidupan sosial dan ekonomi di Inggris abad ke-16.

Adapun untuk set interior film ini dibangun di Shepperton Studios, termasuk teater dan ruang-ruang yang menjadi latar utama kisah cinta antara Shakespeare dan Viola. Film ini juga menggunakan teknologi CGI untuk menggambarkan adegan-adegan yang lebih besar, seperti adegan teater yang ramai. Meskipun tidak sebanyak film-film modern lainnya, penggunaan efek ini berhasil menciptakan suasana yang autentik.

Proses syuting film ini berlangsung selama sekitar 4 bulan, dimulai pada tahun 1997. Salah satu tantangan terbesar adalah penggambaran kehidupan di Inggris abad ke-16 secara realistis, termasuk kostum dan set yang harus mematuhi estetika zaman tersebut. Tim produksi bekerja keras untuk menciptakan suasana yang akurat, dari desain kostum hingga tata letak set teater yang khas pada masa Elizabethan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun