Mohon tunggu...
Ahmad R Madani
Ahmad R Madani Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis skenario film alumni Madinah yang berbisnis e-book. Tersedia buku-buku religi, motivasi, misteri, family dll. Untuk pemesanan silahkan ke https://lynk.id/ahmadrmadani. Terima kasih sudah mampir dan membaca karya tulis saya.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Muncul 16 Menit Dapat Best Actor

8 Desember 2024   16:02 Diperbarui: 8 Desember 2024   16:04 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anthony Hopkins dan Jodie Foster beradu akting dalam The Silence of the Lambs. (Sumber: https://ew.com/article/2016/02/14/silence-of-the-lambs-25th-an

The Silence of the Lambs (1991), yang disutradarai oleh Jonathan Demme, adalah salah satu film thriller psikologis yang paling berpengaruh dalam sejarah perfilman. Diadaptasi dari novel karya Thomas Harris yang terbit tahun 1988, film ini bukan hanya sukses secara komersial, tetapi juga meraih kesuksesan kritis dan memenangkan lima penghargaan utama di Academy Awards, termasuk Best Picture, Best Director, Best Actor, Best Actress, dan Best Adapted Screenplay.

Proyek ini dimulai dengan keputusan dari produser Kenneth Utt yang membeli hak untuk mengadaptasi novel tersebut. Awalnya, proyek ini dihadapi dengan keraguan oleh banyak studio karena topik tentang pembunuh berantai dan psikopat dianggap terlalu kontroversial. Namun, setelah kesuksesan film The Terminator (1984) yang disutradarai oleh Jonathan Demme, ia dipilih untuk menyutradarai film ini.

Jonathan Demme dan penulis naskah Ted Tally melakukan banyak riset untuk menjaga akurasi dalam menggambarkan psikologi pembunuh berantai dan profesional medis. Mereka bekerja sama dengan ahli forensik untuk mempersiapkan adegan-adegan yang menggambarkan FBI serta wawancara dengan pembunuh berantai.

Pemilihan dua aktor utama, Anthony Hopkins dan Jodie Foster, menjadi faktor kunci dalam kesuksesan film ini. Peran Hopkins sebagai psikiater pembunuh berantai ini telah menjadi salah satu peran paling terkenal dalam sejarah perfilman. Hopkins hanya muncul sekitar 16 menit di layar, namun perannya sangat mendalam, sehingga ia memenangkan penghargaan Best Actor di Academy Awards. Hannibal Lecter menjadi karakter yang sangat ikonik dalam budaya pop. Setelah kesuksesan film ini, Hopkins memerankan karakter yang sama dalam dua film berikutnya, Hannibal (2001) dan Red Dragon (2002).

Jodie Foster dipilih untuk memerankan Clarice Starling, agen FBI muda yang berusaha memahami pikiran Lecter untuk menangkap pembunuh berantai Buffalo Bill. Foster menggambarkan karakter ini dengan sangat kuat, memenangkan penghargaan Best Actress di Academy Awards. Foster mengungkapkan bahwa dia melakukan banyak riset, bahkan berinteraksi dengan agen FBI wanita sungguhan untuk memahami tantangan yang dihadapi oleh wanita di dunia yang didominasi oleh pria.

Banyak adegan penting dalam film ini, seperti kantor FBI, diambil di berbagai lokasi di sekitar Pittsburgh, termasuk gedung-gedung yang digunakan untuk mewakili markas besar FBI. Salah satu lokasi paling ikonik dalam film adalah penjara tempat Hannibal Lecter dipenjara, syutingnya di  Maryland State Penitentiary. Penjara ini digunakan untuk menciptakan atmosfer gelap dan menegangkan, dengan langit-langit yang rendah dan dinding yang suram.

Demme sangat memperhatikan penggunaan sudut kamera dan pencahayaan dalam film ini. Ia memilih untuk menggunakan teknik close-up untuk menangkap ketegangan dan perasaan klaustrofobia karakter-karakternya. Banyak adegan yang menggunakan pencahayaan yang gelap dan kontras, menciptakan atmosfer tegang yang sangat mendalam.

Banyak adegan yang berlangsung di ruang sempit, seperti dalam penjara tempat Lecter ditahan. Ini untuk menambah ketegangan dan menciptakan rasa tidak aman. Di ruang sempit inilah pertemuan antara Clarice dan Lecter sering kali terjadi. Karena sebagian besar adegan mereka berdua berada dalam ruang yang terbatas, interaksi ini menjadi sangat menarik. Percakapan mereka dilakukan dengan mata yang saling berhadapan, menciptakan tensi yang luar biasa.

Meskipun The Silence of the Lambs lebih mengandalkan ketegangan psikologis daripada efek visual, beberapa efek khusus penting dalam film ini. Salah satu yang paling terkenal adalah kostum Buffalo Bill yang dikenakan oleh pembunuh berantai dalam film tersebut. Dalam film ini, Buffalo Bill mengenakan pakaian dari kulit manusia, yang menjadi simbol kengerian yang mendalam.

Efek makeup juga memainkan peran penting dalam menciptakan penampilan yang menakutkan dari karakter-karakter seperti Buffalo Bill, yang diperankan oleh Ted Levine. Makeup untuk karakter ini memerlukan banyak detail untuk memastikan bahwa penampilan yang mengerikan terlihat realistik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun