Proses pengambilan adegan kekerasan tersebut memerlukan koreografi yang sangat teliti, serta penggunaan efek khusus untuk memastikan adegan-adegan tersebut terasa realistis, namun tetap aman bagi para aktor. Meski beberapa kritikus menilai bahwa adegan-adegan tersebut terlalu berlebihan, kekerasan dalam Scarface justru menjadi bagian penting dari karakter Tony Montana dan menggambarkan sifat destruktif dari ambisi tanpa batas.
Selama proses syuting, tim produksi menghadapi beberapa tantangan besar, salah satunya adalah kebutuhan akan penyutradaraan yang sangat detail dan kontrol penuh terhadap set dan pencahayaan. Adanya banyak adegan yang melibatkan senjata api dan ledakan membuat syuting menjadi lebih rumit dan berisiko. Beberapa adegan melibatkan penggunaan senjata api asli dan efek khusus yang membutuhkan perhatian ekstra terhadap keselamatan para pemain dan kru.
Scarface dirilis pada 9 Desember 1983. Pada awalnya, film ini mendapat tanggapan negatif dari banyak kritikus karena tema kekerasan dan penggunaan bahasa yang kasar. Banyak yang menganggap film ini terlalu kontroversial, bahkan ada yang menyebutnya sebagai 'film kriminal yang tidak bermoral'. Namun, seiring berjalannya waktu, film ini memperoleh status kultus, khususnya di kalangan penonton yang lebih muda.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H