Selanjutnya, ada Ibnu Sina (980--1037 M), yang juga memberikan kontribusi besar dalam perkembangan industri parfum. Tokoh yang dikenal di Barat dengan nama Avicenna ini memperkenalkan metode ekstraksi minyak dari bunga-bunga melalui proses distilasi. Ia tercatat sebagai ilmuwan pertama yang melakukan eksperimen dengan mawar. Salah satu penemuannya yang penting adalah parfum cair, yang merupakan campuran antara minyak dan bahan herbal yang dihancurkan atau ekstrak kelopak bunga. Hasilnya adalah parfum dengan aroma yang lebih tahan lama.
Sejarah mencatat bahwa peradaban Islam telah memberikan sumbangsih yang besar, termasuk dalam menghadirkan parfum ke dunia. Para ilmuwan Muslim berjasa dalam meriset dan mengembangkan berbagai proses ekstraksi wewangian, seperti melalui teknologi distilasi uap.
Parfum masuk ke Eropa melalui Andalusia, dibawa oleh orang-orang Kristen yang kembali dari Perang Salib. Dengan demikian, wewangian khas Arab mulai dikenal di Eropa pada abad ke-11. Catatan dari 'Pepperers Guild of London' yang berasal dari abad ke-12 mencatat bahwa perdagangan antara umat Nasrani Eropa dan Muslim meliputi berbagai komoditas, di antaranya parfum yang menjadi salah satu produk unggulan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H