Mohon tunggu...
Ahmad R Madani
Ahmad R Madani Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis lagu, buku, komik, dan skenario film. Alumni ponpes Jombang, Bogor, dan Madinah. Menikah dengan seorang dokter. Menulis fiksi, film, religi, dan kesehatan. Semua akan dijadikan buku. Terima kasih sudah mampir.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Apakah Perut Rasulullah Sixpack?

3 November 2024   10:33 Diperbarui: 3 November 2024   10:34 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menjaga penampilan perut adalah aspek penting dari kesehatan dan kebugaran, terutama bagi pria. Penampilan fisik sering kali memengaruhi rasa percaya diri dan cara pandang orang lain terhadap kita. Namun, lebih dari sekadar penampilan, kesehatan perut yang baik berhubungan erat dengan kesehatan secara keseluruhan.

Mengapa menjaga penampilan perut itu penting? Pertama, kesehatan jantung. Lemak perut, terutama yang disebut lemak visceral, dapat meningkatkan risiko penyakit jantung. Menjaga perut tetap ramping membantu mengurangi risiko ini. Lemak visceral adalah jenis lemak yang berada di sekitar organ internal, seperti hati, pankreas, dan usus. Kelebihan lemak perut dapat menyebabkan resistensi insulin, meningkatkan tekanan darah, dan mengganggu kadar lipid dalam darah, semua faktor yang meningkatkan risiko penyakit jantung.

Kedua, metabolisme yang lebih baik. Penampilan perut yang ideal sering kali terkait dengan metabolisme yang sehat. Ketika lemak visceral menumpuk, ia dapat mempengaruhi fungsi hormon dan meningkatkan resistensi insulin. Insulin adalah hormon yang mengatur kadar gula darah. Jika tubuh tidak merespons insulin dengan baik, risiko berkembangnya diabetes tipe 2 meningkat.

Ketiga, kesehatan mental. Rasa percaya diri yang tinggi sering kali berkaitan dengan penampilan fisik. Ketika seseorang merasa nyaman dengan penampilan fisiknya, mereka cenderung lebih percaya diri dalam interaksi sosial dan kegiatan sehari-hari. Sebaliknya, ketidakpuasan terhadap penampilan dapat menyebabkan stres, kecemasan, bahkan depresi.

Keempat, mobilitas dan energi. Ketika lemak perut berkurang, tubuh menjadi lebih ringan dan lebih efisien dalam bergerak. Ini memungkinkan pria untuk menjalani aktivitas sehari-hari dengan lebih mudah, seperti berjalan, berlari, atau melakukan pekerjaan rumah. Dengan perut yang lebih ramping, risiko nyeri punggung atau masalah postur berkurang, sehingga memudahkan seseorang untuk beraktivitas.

Dan kelima, pencegahan penyakit. Menjaga berat badan yang sehat dan perut yang proporsional berperan penting dalam pencegahan berbagai penyakit. Lemak visceral yang berlebihan telah terbukti meningkatkan risiko kondisi kesehatan serius seperti hipertensi (tekanan darah tinggi), diabetes tipe 2, dan penyakit jantung. Lemak perut juga dikaitkan dengan peningkatan risiko beberapa jenis kanker, seperti kanker kolorektal, payudara, dan prostat. Ini disebabkan oleh zat-zat inflamasi yang diproduksi oleh lemak visceral, yang dapat mengganggu fungsi hormonal dan mempengaruhi proses pertumbuhan sel.

Perut bukan hanya soal penampilan, melainkan yang lebih penting adalah soal kesehatan. Dengan memiliki perut yang ramping, sangat mungkin seorang pria lebih terjaga kesehatannya.  Lalu bagaimana dengan perut Rasulullah saw? Dari Al-Hasan, dari Hindi, ia berkata, "Rasulullah itu berdada lebar. Antara perut dan dada berukuran sama." (HR. Ath-Thabarani dan Az-Zabidi). Dalam hadits yang lain, dari Ummu Hani, ia menuturkan, "Saya tidak melihat bentuk perut Rasulullah, kecuali saya ingat lipatan kertas-kertas yang digulung antara satu dengan yang lain." (HR. Ath-Thabarani). Dalam riwayat lain: "perutnya bagai batu-batu yang bersusun". Istilah "batu-batu yang tersusun", dalam pengertian kita sekarang adalah sixpack. Wallahu a'lam. Dari hadits-hadits ini kita tahu kalau perut Rasulullah itu ramping alias tidak buncit.

Umar bin Khattab ra pernah bertemu seseorang di jalan. Ia lalu bertanya kepada orang itu. "Kenapa perutmu besar seperti ini (buncit)?" Orang itu tanpa perasaan bersalah menjawab, "Ini karunia dari Allah." Umar pun lalu berkata, "Ini bukan karunia, tapi azab dari Allah!" Umar pun melanjutkan, "Hai sekalian manusia, hai sekalian manusia. Hindari perut yang besar. Karena membuat kalian malas menunaikan shalat, merusak organ tubuh, menimbulkan banyak penyakit. Makanlah kalian secukupnya. Agar kalian semangat menunaikan shalat, terhindar dari sifat boros, dan lebih giat beribadah kepada Allah."

Perut buncit memiliki beberapa efek negatif. Pertama, peningkatan risiko penyakit. Perut buncit dikaitkan dengan berbagai masalah kesehatan, seperti penyakit jantung, diabetes, dan hipertensi. Lemak perut dapat memproduksi zat inflamasi yang berbahaya bagi kesehatan. Kedua, masalah pernapasan. Lemak yang berlebihan di area perut dapat menekan organ-organ vital, termasuk paru-paru, yang bisa menyebabkan masalah pernapasan, terutama saat tidur. Ketiga, gangguan pencernaan. Perut buncit sering kali berhubungan dengan masalah pencernaan, seperti sembelit atau refluks asam, yang dapat mempengaruhi kualitas hidup. Keempat, rasa malu dan rendah diri. Penampilan perut yang buncit dapat mengurangi rasa percaya diri pria, yang bisa berpengaruh pada hubungan sosial dan profesional. Kelima, penurunan kualitas hidup. Kesehatan fisik yang menurun akibat perut buncit bisa berdampak pada aktivitas sehari-hari, mempengaruhi produktivitas dan kepuasan hidup secara keseluruhan.

Rasulullah pernah bersabda, "Sesungguhnya pada masa yang akan datang ada kaum yang suka berkhianat dan tidak bisa dipercaya, mereka bersaksi sebelum diminta kesaksiaannya, bernazar tapi tidak melaksanakannya, dan nampak pada mereka kegemukan." (HR. Bukhari dan Muslim). Menurut al-Qurtubi, hadits ini adalah celaan bagi orang gemuk.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun