Mohon tunggu...
Ahmad R Madani
Ahmad R Madani Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis lagu, buku, komik, dan skenario film. Alumni ponpes Jombang, Bogor, dan Madinah. Menikah dengan seorang dokter. Menulis fiksi, film, religi, dan kesehatan. Semua akan dijadikan buku. Terima kasih sudah mampir.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Dai yang Pernah Bersahabat dengan P. Diddy

31 Oktober 2024   18:16 Diperbarui: 31 Oktober 2024   18:19 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Terlahir di Harlem, New York, dengan nama Chauncey Lamont Hawkins pada 20 Juni 1975, ia lebih dikenal dengan nama panggung Loon, seorang mantan rapper asal Amerika Serikat. Sosoknya mulai mencuri perhatian di dunia musik pada awal 2000-an. Namun, perjalanan hidupnya tidak berhenti di sana. Hubungannya dengan P. Diddy dan perubahannya yang signifikan menuju Islam menjadi cerita inspiratif tentang transformasi spiritual.

Loon mulai dikenal saat bergabung dengan label Bad Boy Records pimpinan P. Diddy. Kedekatan Loon dengan P. Diddy bukan sebatas bisnis, tetapi juga persahabatan. Sebagai mentor bagi banyak artis, P. Diddy sangat berperan dalam perjalanan karier Loon. Dalam berbagai acara mereka sering terlihat bersama. P. Diddy memberikan dukungan yang besar bagi Loon dalam mengembangkan kariernya.

Dengan lagu-lagu yang catchy dan gaya unik, Loon berhasil meraih popularitas di kalangan penggemar hip-hop. Loon terkenal karena penampilannya di singel 2002 "I Need a Girl (Part One)" dan "I Need a Girl (Part Two)", yang masing-masing mencapai peringkat dua dan empat di Billboard Hot 100. Pada tahun 2003 ia merilis album studio debutnya yang berjudul Loon. Album ini sukses secara komersial dan mencapai peringkat enam di Billboard 200. Tahun 2004 Loon meninggalkan Bad Boy Records dan meluncurkan label rekamannya sendiri, Boss Up Entertainment. Ia merilis tiga album independen.

Kekayaan Loon saat menjadi musisi rapper sangat banyak. Album terakhirnya terjual hingga tujuh juta kopi. Keuntungan penjualan album tersebut mencapai 70 miliar dolar. Namun, meski sukses secara materi, Loon merasakan kekosongan dalam hidupnya.

Seiring berjalannya waktu, Loon mulai merasakan bahwa dunia musik yang glamor dan hedonis tidak memberikan kepuasan yang sejati. Ia mulai mencari makna yang lebih dalam di hidupnya. Ia mulai tertarik pada ajaran Islam dan menyelidiki lebih dalam tentang keyakinan tersebut. Proses pencarian ini membawanya pada titik balik yang signifikan dalam hidupnya.

Perkenalannya dengan Islam bermula saat Loon mengunjungi Abu Dhabi dan terkagum dengan budaya Muslim Arab. Pada saat itu, ia mendengar suara azan dan melihat orang-orang bergerak menuju masjid terdekat untuk beribadah. Menurut Loon, umat Islam tampak mulia dan berinteraksi dengan baik kepada siapa pun.

Sepulang dari Abu Dhabi, Loon yang penasaran terus berpikir tentang Islam dan mulai mencari tahu. Buah dari pemikiran dan perenungannya yang mendalam, terjadilah keputusan paling fenomenal sepanjang hidupnya. Pada tahun 2008 Loon berikrar syahadat. Ia secara resmi mengubah namanya menjadi Amir Junaid Muhadith. Ia lalu melaksanakan shalat pertamanya di masjid yang ada di New York.

Tidak lama setelah memeluk Islam, ia pergi ke tanah suci Mekkah. Selain untuk menunaikan ibadah haji juga berziarah ke Madinah, kota hijrah Rasulullah saw. Ia lalu mengunjungi Riyadh, ibu kota Kerajaan Arab Saudi, dan bahkan ke beberapa kota di negara-negara Teluk Arab, seperti Uni Emirat Arab. Selama kunjungannya, ia mendapat sambutan yang hangat.

Keinginan Amir untuk belajar dan mengenal Islam lebih jauh semakin meningkat. Dengan belajar Islam lebih dalam, ia berharap dapat ikut mengajak orang lain untuk memeluk Islam. Ia lalu bergabung dengan Lembaga Dakwah Islam Kanada yang bergerak di bidang penyebaran Islam. Dalam dakwahnya, ia sering menyampaikan pesan untuk generasi muda Muslim agar jangan mudah terpengaruh budaya negatif peradaban Barat.

"Sekarang saya bahagia menerima Islam dan menemukan kedamaian dalam hati, sesuatu yang selalui saya cari dalam bisnis musik. Terima kasih kepada Islam, sehingga saya mampu melengkapi pencarian dan sekarang saya sangat merasa damai. Bad Boys sudah selesai. Saya sekarang dapat Anda panggil Good Boy," papar Amir dalam sebuah wawancara dengan stasiun TV Al Jazeera.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun