Mohon tunggu...
Ahmad R Madani
Ahmad R Madani Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis lagu, buku, komik, dan skenario film. Alumni ponpes Jombang, Bogor, dan Madinah. Menikah dengan seorang dokter. Setelah menulis cerpen dan film di Kompasiana (akan dibukukan), sekarang menulis tema religi dan kesehatan. Terima kasih sudah mampir.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Hadis Tentang Kebersihan dan Negara Paling Kotor

29 Oktober 2024   09:31 Diperbarui: 30 Oktober 2024   11:06 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.cnnindonesia.com

Di sisi lain, Bangladesh, terutama di kota-kota besar seperti Dhaka, sering kali kekurangan infrastruktur dasar, dan pengelolaan sampah masih sangat buruk. Meskipun ada kesadaran akan pentingnya kebersihan, tantangan infrastruktur menghambat implementasi.

Faktor kedua, Bangladesh adalah salah satu negara dengan tingkat kepadatan penduduk tertinggi di dunia. Urbanisasi yang cepat telah menyebabkan munculnya permukiman kumuh yang tidak memiliki fasilitas sanitasi yang layak. 

Di Singapura, perencanaan kota yang baik dan pengembangan berkelanjutan membantu menjaga kebersihan, sementara di Bangladesh, pertumbuhan yang pesat sering kali tidak diimbangi dengan perencanaan yang memadai.

Meskipun ajaran agama mendorong kebersihan, ada faktor pendidikan yang perlu dipertimbangkan. Tingkat pendidikan dan kesadaran masyarakat tentang kebersihan dan lingkungan berperan penting dalam perilaku sehari-hari. 

Di Singapura, ada program pendidikan yang kuat tentang kebersihan dan keberlanjutan, sementara di Bangladesh, meskipun ada usaha untuk meningkatkan kesadaran, tantangan pendidikan masih ada.

Faktor lainnya, pemerintah Singapura sangat ketat dalam menerapkan kebijakan lingkungan dan kebersihan, dengan denda yang berat bagi pelanggar. Di Bangladesh, meskipun ada peraturan tentang kebersihan, penegakannya sering kali lemah. Korupsi dan kurangnya sumber daya dapat menghambat efektivitas kebijakan ini.

Terakhir, budaya juga memainkan peran penting. Dalam masyarakat yang memiliki tradisi menghargai kebersihan, seperti di Singapura, ada dorongan kolektif untuk menjaga lingkungan. Di Bangladesh, meskipun banyak yang menghargai kebersihan secara pribadi, tantangan sosial dan ekonomi dapat mengurangi perhatian terhadap kebersihan publik.

Perbandingan antara Bangladesh dan Singapura menunjukkan bahwa kebersihan bukan hanya tentang ajaran agama, tetapi juga tentang sistem, infrastruktur, pendidikan, dan kebijakan pemerintah. 

Meskipun Bangladesh memiliki populasi Muslim yang besar dan prinsip kebersihan yang diajarkan dalam agama, kondisi sosial-ekonomi dan tantangan infrastruktur memainkan peran kunci dalam masalah kebersihan yang dihadapi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun