Pasca Perang Dunia II muncul genre komedi romantis. Aktris yang dikenal dalam genre ini adalah Audrey Hepburn yang menjadi simbol glamor dan kecerdasan dalam komedi romantis, dengan film-film ikoniknya seperti Roman Holiday (1953), Sabrina (1954), The Nun's Story (1959), Breakfast at Tiffany's (1961), dan My Fair Lady (1964). Juga Marilyn Monroe yang dikenal karena pesonanya yang menggoda dan kemampuan komedinya yang luar biasa seperti dalam film Gentlemen Prefer Blondes (1953), The Seven Year Itch (1955), Some Like It Hot (1959), How to Marry a Millionaire (1953), dan We're Not Married! (1952). Selain Hepburn dan Monroe ada juga Doris Day, Jane Fonda, dan Debbie Reynolds.
Di era ini muncul pula film-film komedi satir sosial seperti Dr. Strangelove or: How I Learned to Stop Worrying and Love the Bomb (1964), The Graduate (1967), Catch-22 (1970), Harold and Maude (1971), One Flew Over the Cuckoo's Nest (1975).
Era Modern (1980-an - Sekarang)
Era 1980-an dan 1990-an menggabungkan komedi dengan elemen fantasi dan aksi. Film komedi seperti Ghostbusters (1984) dan Home Alone (1990) mendominasi box office. Contoh lainnya adalah Beetlejuice (1988), Back to the Future (1985), The Princess Bride (1987), Space Jam (1996), Men in Black (1997).
Tahun 2000-an mulai muncul film komedi alternatif, yang menampilkan humor yang lebih segar dan karakter yang lebih realistis. Contohnya seperti Napoleon Dynamite (2004), The 40-Year-Old Virgin (2005), Little Miss Sunshine (2006), Superbad (2007), Juno (2007).
Platform streaming telah membawa banyak komedi baru ke layar, dengan serial dan film yang berfokus pada humor modern dan cerdas, mendapat banyak pujian dari kritikus dan penonton. Contohnya seperti The Good Place, Brooklyn Nine-Nine, The Office, Parks and Recreation, Schitt's Creek, Fleabag, Arrested Development, Ted Lasso.
Sejarah film komedi adalah perjalanan yang kaya dan bervariasi, mencerminkan perubahan dalam masyarakat, budaya, dan teknologi. Dari slapstick awal hingga komedi cerdas di era modern, genre ini terus berkembang dan menghibur penonton di seluruh dunia. Komedi tetap menjadi alat penting untuk menyampaikan kritik sosial dan menghibur, menunjukkan bahwa tawa adalah bahasa universal.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H