Aku takjub saat pertama kali baca karya tulis putriku, Sasha Q. Waktu itu dia masih duduk di bangku SMU. Akhirnya aku yakin kalau bakat itu ternyata bisa menurun dari orangtua ke anak. Kalau bapaknya penulis, anaknya kemungkinan besar bisa jadi penulis. Karena ternyata cerpen buatan putriku itu 'lebih sastra' dari cerpen manapun yang pernah aku buat. Aku tidak mau komentar lebih jauh. Biar pembaca saja yang menilai.
Aku dan putriku punya rencana ingin berkolaborasi membuat 100 cerpen inspiratif di Kompasiana. Setiap judul mengandung pesan moral dan di endingnya ada quotes dari para tokoh ternama, baik dari dalam maupun luar negeri. Setelah hampir dua bulan menulis, Jumat kemarin target itu berhasil kami capai. Sebenarnya sih lebih tepat disebut flash fiction atau fiksi kilat, karena tidak lebih dari 1000 kata.
Yang membuat kami bangga adalah, dari 100 judul tersebut ada 2 judul yang masuk kategori Headline atau Artikel Utama dan 51 judul Highlight atau Cerpen Pilihan. Semoga saja dalam beberapa hari ke depan ada satu atau dua judul lagi yang berubah menjadi Headline atau Highlight. Menurut kami ini sebuah pencapaian yang harus kami rayakan. Terlalu sederhana jika hanya dengan makan makan. Bagaimana kalau kumpulan cerpen itu kami jadikan buku dengan sistem self publishing? Atau barangkali Kompas bersedia menerbitkan buku tersebut? Hehe... Â
Untuk sementara kami stop dulu menulis cerpen di Kompasiana. Aku akan melanjutkan menulis tema-tema tentang film, karena itulah tema yang paling aku sukai dan kuasai. Saat ini mungkin ada sekitar 70 judul yang telah aku tulis. 30 judul lagi genap 100! Ada 5 yang masuk Headline dan puluhan lainnya Highlight. Rasanya nanti patut dibuat selebrasinya dengan penerbitan buku juga. Semoga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H