Mohon tunggu...
Ahmad R Madani
Ahmad R Madani Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis lagu, buku, komik, dan skenario film. Alumni ponpes Jombang, Bogor, dan Madinah. Menikah dengan seorang dokter. Menulis fiksi, film, religi, dan kesehatan. Semua akan dijadikan buku. Terima kasih sudah mampir.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Lelucon Terakhir

2 Oktober 2024   16:44 Diperbarui: 2 Oktober 2024   16:45 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di sebuah desa kecil yang terletak di kaki gunung, hiduplah seorang pelawak bernama Joko. Meski usianya sudah senja, Joko masih memikat hati penduduk desa dengan lelucon-leluconnya. Setiap sore, alun-alun desa dipenuhi tawa saat ia tampil. Namun, di balik senyumnya yang lebar, ada rasa kesepian yang menggelayuti hati tuanya.

Tahun-tahun berlalu, dan Joko merindukan ayahnya, yang telah pergi sebelum saatnya. Sebelum meninggal, ayahnya selalu memberinya semangat untuk terus menghibur orang lain. "Lelucon terbaik adalah yang bisa membuat orang tersenyum, meskipun kita sendiri sedang berduka," kata ayahnya. Kalimat itu selalu terngiang dalam benaknya.

Suatu hari, setelah pertunjukan yang mengesankan, Joko memutuskan untuk mengadakan pertunjukan pamit. Ia merasa sudah saatnya mengucapkan selamat tinggal pada panggung yang telah menjadi sahabatnya selama puluhan tahun. Ia ingin meninggalkan kenangan indah bagi desa yang telah menghangatkan hatinya.

Hari itu, penduduk desa berkumpul dengan penuh antusiasme, tidak menyangka bahwa ini adalah pertunjukan terakhir Joko. Dengan kostum berwarna-warni dan topi lebar, Joko melangkah ke panggung. Kegembiraan memenuhi alun-alun. Joko mulai dengan beberapa lelucon pendek yang membuat orang tertawa.

"Beberapa orang masuk ke kehidupan kita dan meninggalkan 'jejak' di hati. Sementara yang lain, masuk ke kehidupan kita dan membuat kita ingin meninggalkan 'jejak' di muka mereka. Beberapa orang menciptakan kebahagiaan ke mana pun dia pergi, sementara orang yang lain menciptakan kebahagiaan setiap kali dia pergi. Percayalah bahwa di suatu sudut permukaan bumi ini ada seseorang yang bahagia dengan kehadiranmu. Tapi ingat, bumi itu bulat, jadi gak ada sudutnya."

Setelah puas membuat penonton tertawa, tiba saatnya Joko menutup acara dengan lelucon terakhir.

"Teman-teman," Joko memulai dengan suara bergetar, "hari ini, saya ingin berbagi satu lelucon terakhir."

Penonton terdiam, tidak sabar menunggu lelucon yang dijanjikannya. Joko pun bercerita tentang ayahnya, bagaimana sang ayah mengajarinya arti tawa yang tulus, meski di balik kesedihan.

"Jadi, jika ada orang yang bertanya kepada kalian, Apa itu hidup? jawabnya, Hidup adalah lelucon, dan kita semua adalah pelawak yang kadang lupa skrip."

Penonton tersenyum.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun