Mohon tunggu...
Ahmad R Madani
Ahmad R Madani Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis lagu, buku, komik, dan skenario film. Alumni ponpes Jombang, Bogor, dan Madinah. Menikah dengan seorang dokter. Menulis fiksi, film, religi, dan kesehatan. Semua akan dijadikan buku. Terima kasih sudah mampir.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Mimpi Tak Berujung

17 September 2024   11:11 Diperbarui: 17 September 2024   11:19 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.freepik.com/free-ai-image/doctor-from-future-concept

"Kita lakukan sekali lagi," ucapnya dengan nada memerintah, meski tubuhnya tampak lelah.

Anak buahnya ragu. Tapi mereka tak berani menentang Damian. Lagi-lagi, sensor-sensor ditempelkan, mesin diaktifkan, dan Damian kembali tenggelam ke dalam dunia mimpinya.

Apa yang muncul di layar jauh lebih mengerikan daripada sebelumnya. Suara-suara berteriak memenuhi ruang laboratorium. Suara manusia, minta tolong, melolong putus asa. Di layar tampak pemandangan kota yang hancur lebur, bencana alam menyapu segalanya---tsunami, gempa bumi, angin badai. Tubuh manusia bergelimpangan di jalanan, terjepit reruntuhan, tenggelam dalam lautan yang mendidih. Langit berubah merah.

Semua yang ada di laboratorium terdiam. Pemandangan itu begitu nyata dan menakutkan. Salah satu asisten hampir muntah melihat kehancuran yang terpampang di layar. Namun, Damian tak juga bangun.

Mereka menunggu. Lima menit berlalu. Sepuluh menit. Dua puluh menit. Damian masih terbaring tenang di kursinya, tapi tubuhnya tak bergerak.

"Damian?" salah satu ilmuwan mencoba memanggilnya, tapi tak ada respons.

Panik mulai melanda timnya. Mereka mencoba membangunkannya dengan mengguncang bahunya, tapi Damian tetap diam. Salah satu asisten memeriksa detak jantungnya, tak ada denyut. Napasnya tak lagi bergerak. Damian telah meninggalkan dunia ini---terjebak selamanya di dalam mimpi yang diciptakannya sendiri.

Di layar, gambar kehancuran terus berlanjut. Suara jerit tangis manusia bergema, sementara dunia di dalam mimpi Damian hancur lebur. Para ilmuwan yang tersisa hanya bisa menyaksikan, tak mampu mematikan mesin, tak mampu menghentikan mimpi itu. Mimpi yang semula penuh keindahan kini menjadi penjara terakhir Damian.

Dia mencari kebenaran dalam mimpi, namun yang ia temukan hanyalah kegelapan yang paling dalam. Damian tenggelam dalam mimpi yang tak berujung.

TAMAT

"Kalau impianmu tak bisa membuatmu takut, mungkin karena impianmu tak cukup besar." - Muhammad Ali

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun