Mohon tunggu...
Ahmad R Madani
Ahmad R Madani Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis lagu, buku, komik, dan skenario film. Alumni ponpes Jombang, Bogor, dan Madinah. Menikah dengan seorang dokter. Menulis fiksi, film, religi, dan kesehatan. Semua akan dijadikan buku. Terima kasih sudah mampir.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Lima Menit ke Depan

16 September 2024   22:59 Diperbarui: 18 September 2024   23:27 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aksa bangkit perlahan, merasakan sesuatu yang telah lama hilang---kebebasan. Ia tidak bisa lagi memprediksi apa yang akan terjadi dalam lima menit ke depan. Hujan yang membasahi kulitnya terasa begitu dingin, menggigit hingga ke tulang. Ia menggigil, merasakan setiap tetes air yang jatuh di wajahnya. Udara dingin merasuk ke paru-parunya, dan untuk pertama kalinya setelah sekian lama, ia merasa... hidup.

Ia melihat sekeliling, orang-orang berlarian mencari perlindungan dari hujan. Beberapa menatapnya dengan keheranan, tapi ia tersenyum---sebuah senyuman tulus yang datang dari rasa syukur mendalam.

Ia berjalan perlahan, merasakan tanah licin di bawah kakinya. Setiap langkah adalah misteri, setiap detik penuh kemungkinan tak terduga. Dan ketika ia tersandung oleh batu yang tidak ia duga, ia tertawa.

Tawa itu kecil, namun begitu melegakan. Akhirnya, ia merasa terkejut lagi---perasaan yang selama ini hilang dari hidupnya. Ia sadar, ketidaktahuan adalah sebuah berkah yang tak ternilai. Dalam ketidakpastian, manusia menemukan keindahan hidupnya. Tanpa rasa terkejut, tanpa rasa takut, atau kebahagiaan mendadak, hidup hanyalah lembaran kosong yang tak berarti.

Petir telah membawanya kembali, bukan hanya ke dunia nyata, tetapi ke jiwanya yang sempat hilang. Ketika hidup tak lagi bisa ditebak, saat itulah ia benar-benar merasa hidup.

Dan kini, Aksa berjalan tanpa tahu apa yang akan terjadi esok hari---dan itulah hal terindah yang bisa ia rasakan.

TAMAT

"Jika hidup dapat diprediksi, maka hidup akan berhenti menjadi hidup dan tidak memiliki rasa." -- Eleanor Roosevelt

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun