Mohon tunggu...
Ahmad R Madani
Ahmad R Madani Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis lagu, buku, komik, dan skenario film. Alumni ponpes Jombang, Bogor, dan Madinah. Menikah dengan seorang dokter. Menulis fiksi, film, religi, dan kesehatan. Semua akan dijadikan buku. Terima kasih sudah mampir.

Selanjutnya

Tutup

Film

Filmmaker Asia yang Tembus Hollywood

25 Agustus 2024   08:08 Diperbarui: 25 Agustus 2024   08:16 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Industri film Hollywood telah lama didominasi oleh sineas Barat. Namun, dalam beberapa dekade terakhir, sejumlah filmmaker Asia telah berhasil menembus batasan ini dan mencetak kesuksesan besar di kancah internasional. Mereka tidak hanya memenangkan penghargaan bergengsi, tetapi juga membawa perspektif budaya yang segar ke layar lebar.

Kesuksesan para filmmaker Asia di Hollywood menunjukkan bahwa cerita dan perspektif dari berbagai budaya memiliki daya tarik universal. Para sineas ini telah membuka jalan bagi generasi baru pembuat film untuk mengeksplorasi dan mempresentasikan kisah mereka di panggung global. Dengan keberhasilan mereka, batasan-batasan budaya semakin kabur, dan dunia perfilman menjadi semakin kaya dan beragam.

Ang Lee, sineas asal Taiwan, memulai kariernya dengan film-film independen di negara asalnya yang menyoroti isu-isu sosial dan budaya. Lee menjadi terkenal di Hollywood berkat film Sense and Sensibility (1995), sebuah adaptasi dari novel karya Jane Austen. Film ini meraih banyak penghargaan, termasuk Golden Globe untuk Film Terbaik. Namun, pencapaian terbesarnya datang dengan Crouching Tiger, Hidden Dragon (2000), sebuah film epik seni bela diri yang memenangkan empat Academy Awards. Brokeback Mountain (2005) memenangkan tiga Academy Awards, termasuk Sutradara Terbaik untuk Lee, sementara Life of Pi (2012) memenangkan empat Academy Awards, termasuk Sutradara Terbaik kedua bagi Lee.

John Woo adalah seorang sutradara, produser, dan penulis skenario terkenal dari Hong Kong yang dikenal dengan gaya film aksi yang khas, terutama penggunaan gerakan lambat dan adegan tembak-menembak yang artistik. Dia dianggap sebagai pelopor dalam genre 'gun fu', yang menggabungkan aksi tembak-menembak dengan koreografi bela diri.

Woo dikenal karena menginspirasi banyak pembuat film Barat, termasuk Quentin Tarantino dan The Wachowskis. Face/Off (1997) menjadi salah satu film aksi paling ikonik di Hollywood pada tahun 1990-an, dan memantapkan nama Woo di industri film Amerika. Beberapa film terkenal lainnya adalah A Better Tomorrow (1986), The Killer (1989), Hard Boiled (1992), dan Mission: Impossible 2 (2000).

James Wan adalah seorang sutradara, produser, dan penulis skenario Malaysia-Australia yang terkenal sebagai pionir dalam genre horor modern. Dari tangan dinginnya lahir Saw (2004), Insidious (2010), The Conjuring (2013), dan Malignant (2021). Saw yang ia sutradarai dengan anggaran minimal, menjadi salah satu franchise horor paling sukses, dengan pendapatan global lebih dari $1 miliar. The Conjuring Universe yang diciptakannya adalah salah satu waralaba horor tersukses dalam sejarah, dengan total pendapatan global lebih dari $2 miliar.

Wan dikenal karena mampu menciptakan suasana ketegangan dan horor dengan anggaran rendah, menggunakan pencahayaan, suara, dan narasi yang efektif untuk menakut-nakuti penonton tanpa banyak mengandalkan efek khusus. Setelah memulai kariernya di Australia dan Hong Kong, Wan berhasil menaklukkan Hollywood dengan berbagai genre film, dari horor, superhero, hingga aksi besar-besaran. Aquaman (2018) menjadi film DC terlaris dengan pendapatan lebih dari $1,1 miliar. Furious 7 (2015) menjadi salah satu film terlaris di dunia dengan pendapatan lebih dari $1,5 miliar.

Bong Joon-ho, sineas asal Korea Selatan, mulai dikenal di industri film dengan karya-karyanya yang unik dan penuh kritik sosial. Filmnya Memories of Murder (2003) dan The Host (2006) menunjukkan kemampuan Bong dalam menggabungkan genre dan menyampaikan pesan yang mendalam. Film Parasite (2019) membawanya ke puncak kesuksesan internasional. Film ini tidak hanya meraih penghargaan Palme d'Or di Festival Film Cannes, tetapi juga memenangkan empat Academy Awards, termasuk Film Terbaik, Sutradara Terbaik, dan Skenario Asli Terbaik. Ini menjadikan Parasite sebagai film berbahasa asing pertama yang memenangkan penghargaan Film Terbaik di Oscar.

Chloe Zhao adalah seorang sutradara, penulis skenario, dan produser Tiongkok-Amerika yang terkenal dengan pendekatan sinematiknya yang naturalistik dan fokus pada kisah-kisah manusia di pinggiran masyarakat. Nomadland (2020) memenangkan tiga Oscar, termasuk Best Picture, Best Director, dan Best Actress untuk Frances McDormand. 

Zhao adalah wanita Asia pertama yang memenangkan penghargaan Sutradara Terbaik di Oscar. Eternals (2021) menandai debut Zhao dalam genre superhero, membawa pendekatan khasnya yang puitis dan introspektif ke dalam Marvel Cinematic Universe.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun