Mohon tunggu...
Ahmad R Madani
Ahmad R Madani Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis lagu, buku, komik, dan skenario film. Alumni ponpes Jombang, Bogor, dan Madinah. Menikah dengan seorang dokter. Menulis fiksi, film, religi, dan kesehatan. Semua akan dijadikan buku. Terima kasih sudah mampir.

Selanjutnya

Tutup

Film

Marvel vs DC Comics, Siapa Pemenangnya?

21 Agustus 2024   07:59 Diperbarui: 21 Agustus 2024   08:06 314
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://hhsbanner.com/opinion/2022/03/29/marvel-vs-dc/

Persaingan antara Marvel dan DC merupakan salah satu rivalitas terbesar dalam dunia hiburan, khususnya di industri komik dan film. Kedua perusahaan ini telah bersaing selama lebih dari 80 tahun, menciptakan karakter-karakter ikonik yang menjadi bagian penting dari budaya pop. 

DC Comics didirikan pada tahun 1934 sebagai National Allied Publications, dan mereka menciptakan superhero pertama, Superman, pada tahun 1938. Marvel Comics, yang awalnya dikenal sebagai Timely Publications, didirikan pada tahun 1939, dengan karakter pertama mereka, Human Torch, muncul di tahun yang sama. Selama beberapa dekade, DC mendominasi industri komik dengan karakter-karakter seperti Batman, Wonder Woman, dan The Flash.

Namun, pada tahun 1960-an, Marvel, yang dipimpin oleh Stan Lee, Jack Kirby, dan Steve Ditko, mulai menantang dominasi DC dengan menciptakan superhero yang lebih kompleks dan manusiawi seperti Spider-Man, Iron Man, dan X-Men. Karakter-karakter Marvel ini lebih mudah dihubungkan dengan pembaca karena mereka memiliki masalah-masalah pribadi yang realistis.

 

Persaingan Marvel dan DC semakin memanas ketika keduanya mulai memasuki industri film. DC memulai lebih dulu dengan kesuksesan film Superman (1978) dan Batman (1989). Namun, pada tahun 2008, Marvel Studios merilis Iron Man yang menandai awal Marvel Cinematic Universe (MCU), yang kemudian menjadi fenomena global.

DC mencoba menyaingi Marvel dengan merilis DC Extended Universe (DCEU) dimulai dengan Man of Steel (2013). Namun, meskipun DCEU memiliki beberapa film yang sukses seperti Wonder Woman (2017) dan Aquaman (2018), secara keseluruhan, DCEU kesulitan mencapai tingkat kesuksesan yang sama dengan MCU.

 

MCU adalah franchise film paling sukses sepanjang masa dengan total pendapatan lebih dari $29 miliar di seluruh dunia. Di sisi lain, DCEU telah meraih sekitar $6 miliar hingga 2023. MCU telah merilis lebih dari 30 film hingga 2023, sementara DCEU hanya merilis sekitar 14 film dalam periode yang sama. MCU secara konsisten memiliki film dengan rating lebih tinggi di Rotten Tomatoes dibandingkan DCEU. Misalnya, Black Panther (2018) memiliki rating 96%, sementara film DCEU dengan rating tertinggi, Wonder Woman (2017), memiliki rating 93%.

MCU telah berhasil menciptakan fenomena budaya pop global dengan karakter-karakter seperti Iron Man, Captain America, dan Thor yang dikenali di seluruh dunia. Di sisi lain, meskipun karakter DC seperti Batman dan Superman juga sangat populer, DCEU belum mampu menciptakan dampak budaya yang setara dengan MCU.

 

Jika dilihat dari sudut pandang komersial dan pengaruh budaya, Marvel tampaknya menjadi pemenang dalam persaingan ini, terutama di era modern. MCU telah menjadi model untuk bagaimana sebuah universe film dibangun dan diikuti oleh banyak studio lainnya. Meskipun DC memiliki warisan yang kuat dan beberapa film yang sangat sukses, mereka masih berjuang untuk mencapai konsistensi dan kesuksesan yang sama dengan Marvel.

 

Kesuksesan film Deadpool and Wolverine (2024) dimana keduanya sering digambarkan sebagai antihero menunjukkan bahwa antihero Marvel memiliki daya tarik yang kuat di kalangan penonton. Deadpool, dengan humor satir dan sifatnya yang tidak konvensional, serta Wolverine dengan sifat brutal dan dilematisnya, telah menjadi ikon di dunia film. Jadi, menurut saya pribadi, dalam hal menciptakan karakter superhero dan antihero, pemenangnya adalah Marvel. Tapi bagaimana dengan karakter villain?

Kesuksesan film Joker (2019) secara kritis dan komersial, menunjukkan dominasi kekuatan karakter villain DC. Film ini berhasil menggambarkan Joker bukan hanya sebagai penjahat, tetapi sosok yang tragis dan multidimensional, yang memancing simpati sekaligus ketakutan. Berbeda dengan Marvel yang lebih sering menempatkan villain sebagai antagonis murni, DC mengajak penonton memahami asal-usul kejahatan, menyoroti sisi manusiawi dari seorang villain. Jadi, ini versi subyektif, untuk soal menciptakan karakter villain, DC keluar sebagai pemenang. Bagaimana? Cukup memuaskan?

Persaingan antara Marvel dan DC telah berlangsung selama puluhan tahun dan telah membentuk industri komik dan film seperti yang kita kenal saat ini. Meskipun keduanya memiliki prestasi dan kontribusi besar, Marvel, terutama melalui MCU, telah mendominasi dalam hal pendapatan, popularitas, dan pengaruh budaya di era modern. Namun, dengan perubahan yang terus terjadi di industri, persaingan ini masih jauh dari selesai, dan keduanya akan terus bersaing untuk memikat hati penonton di seluruh dunia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun