Mohon tunggu...
Ahmad R Madani
Ahmad R Madani Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis lagu, buku, komik, dan skenario film. Alumni ponpes Jombang, Bogor, dan Madinah. Menikah dengan seorang dokter. Menulis fiksi, film, religi, dan kesehatan. Semua akan dijadikan buku. Terima kasih sudah mampir.

Selanjutnya

Tutup

Film

Pengaruh Film Terhadap Dunia Pariwisata

28 Juli 2024   07:42 Diperbarui: 28 Juli 2024   07:44 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
belitung.tribunnews.com

Industri film tidak hanya berfungsi sebagai sarana hiburan, tetapi juga memiliki kekuatan luar biasa dalam mempromosikan pariwisata. Lokasi syuting film sering kali menjadi destinasi wisata yang populer setelah film dirilis, menarik pengunjung yang penasaran ingin merasakan suasana yang mereka lihat di layar lebar.

Film The Lord of the Rings (2001-2003) syuting di berbagai lokasi di Selandia Baru. Film ini menampilkan pemandangan alam yang spektakuler, dari pegunungan hingga padang rumput yang luas. Menurut laporan Tourism New Zealand, jumlah wisatawan meningkat sekitar 50% setelah trilogi ini dirilis. Pada tahun 2004, jumlah wisatawan internasional mencapai 2.4 juta, naik dari 1.6 juta pada tahun 2000. Matamata, yang digunakan sebagai lokasi Hobbiton, telah menjadi destinasi wisata terkenal dengan ribuan pengunjung setiap tahunnya.

Game of Thrones (2011-2019) syuting di banyak tempat di Irlandia Utara. Serial ini menampilkan lanskap dramatis dari tebing-tebing hingga kastil kuno. Menurut Tourism Northern Ireland, jumlah wisatawan yang mengunjungi lokasi syuting Game of Thrones meningkat sekitar 120% dari tahun 2013 hingga 2016. Pada tahun 2018, diperkirakan 350.000 wisatawan mengunjungi lokasi syuting, memberikan kontribusi sekitar 50 juta kepada ekonomi lokal. Dark Hedges, Ballintoy Harbour, dan Dunluce Castle menjadi destinasi populer yang sering dikunjungi oleh penggemar serial ini.

La La Land (2016) mengambil lokasi syuting di Los Angeles, Amerika Serikat. Film musikal ini menampilkan berbagai lokasi ikonik, dari Griffith Observatory hingga Hermosa Beach Pier. Setelah perilisan film, kunjungan ke lokasi-lokasi yang ditampilkan dalam film meningkat signifikan. Griffith Observatory melaporkan peningkatan kunjungan sekitar 30% pada tahun 2017 dibandingkan tahun sebelumnya. Griffith Observatory, Watts Towers, dan Hermosa Beach Pier menjadi tujuan utama wisatawan yang terinspirasi oleh film ini.

Eat Pray Love (2010) lokasi syutingnya di Bali. Film ini menampilkan keindahan budaya dan alam, dari pantai hingga sawah yang hijau di Ubud. Setelah film dirilis, pariwisata di sana mengalami lonjakan. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan peningkatan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Bali dari sekitar 2.5 juta pada tahun 2009 menjadi lebih dari 2.75 juta pada tahun 2010. Monkey Forest, pasar tradisional Ubud, dan berbagai tempat spiritual yang ditampilkan dalam film menjadi daya tarik utama bagi para wisatawan.

Bagaimana dengan film Indonesia? Apakah juga punya pengaruh dalam dunia pariwisata? Tentu saja! Laskar Pelangi (2008) menjadikan Belitung sebagai lokasi syuting. Film ini menampilkan keindahan alam Belitung dengan pantai berpasir putih, batu granit besar, dan laut yang jernih. 

Setelah perilisan film, jumlah wisatawan ke Belitung meningkat pesat. Menurut data dari Dinas Pariwisata Belitung, kunjungan wisatawan meningkat dari sekitar 27.000 orang pada tahun 2007 menjadi lebih dari 100.000 orang pada tahun 2009. SD Muhammadiyah Gantong, yang diabadikan dalam film, menjadi salah satu destinasi wisata utama. Pantai Tanjung Tinggi juga menjadi populer karena adegan-adegan penting dalam film.

Film memiliki kekuatan besar dalam mempengaruhi pariwisata di lokasi syutingnya. Dari peningkatan jumlah wisatawan hingga kontribusi ekonomi yang signifikan, film-film terkenal dapat mengubah destinasi yang awalnya kurang dikenal menjadi tujuan wisata utama. 

Data dan contoh-contoh di atas menunjukkan betapa pentingnya industri film dalam mempromosikan keindahan dan keunikan berbagai tempat di seluruh dunia. Bagi para pembuat film dan pelaku industri pariwisata, kolaborasi ini dapat menciptakan sinergi yang menguntungkan bagi kedua belah pihak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun