Sekarang kita ngomongin sutradara film horor. Ada beberapa yang karyanya berkesan dan benar-benar bisa kita nikmati. Baik dari luar maupun dalam negeri. Ini mungkin subyektif ya. Faktor taste atau selera aja. Kalo sutradara favoritmu gak saya bahas di sini belum tentu karya mereka jelek.
Oke. Kita mulai dari James Wan. Ini salah satu sutradara terkeren dan paling populer saat ini. Sejak debut Saw (2004) sukses besar, dia terus ngegas produksi. Bukan cuma bikin film, tapi franchise yang semuanya box office! Insidious (2010), The Conjuring (2013), dan The Nun (2018).
Kedua, Wes Craven. Salah satu sutradara horor paling berpengaruh dalam sejarah perfilman. Eksis sejak era 70-an dengan film The Last House on the Left (1972) dan The Hills Have Eyes (1977). Makin bersinar dengan franchise box office A Nightmare On Elm Street (1984) dan Scream (1996).
Ketiga, John Carpenter. Ini juga salah satu sutradara horor terbaik. Halloween (1978) menjadi film klasik yang terus dibuat sekuelnya. The Thing (1982) dianggap sebagai salah satu film horor terbaik sepanjang masa. Karya lainnya adalah Prince of Darkness (1987) dan They Live (1988).
Masih ada beberapa nama besar lainnya. Guillermo del Toro, George A. Romero, David Cronenberg, Mike Flanagan, David F. Sandberg, Paul William Scott Anderson. Generasi terbaru ada Jordan Peele dan Ari Aster. Masih ada yang menunggu gebrakan M. Night Shyamalan?
Lalu bagaimana dengan sutradara Indonesia? Gak kalah dengan sutradara Hollywood. Sutradara kita pada jago-jago kalo bikin horor!
Pertama tentu aja ada Joko Anwar. Kita semua tahu lah karya-karyanya. Pintu Terlarang (2009), Modus Anomali (2012), Pengabdi Setan (2017), Perempuan Tanah Jahanam (2019), Pengabdi Setan 2: Communion. Tahun 2024 nanti kita bakal lihat Siksa Kubur dan Pengabdi Setan 3.
Kedua, Rocky Soraya. Mendapat rekor MURI karena menggarap empat film yang tembus sejuta penonton secara berturut-turut. The Doll 2 (2017), Mata Batin (2017), Sabrina (2018), dan Suzzanna: Bernafas Dalam Kubur (2018).
Ketiga, Awi Suryadi. Sukses besar dengan franchise Danur (2017). Lalu mencetak rekor sebagai film Indonesia pertama yang tembus 10 juta penonton dengan KKN Di Desa Penari (2022).
Lalu ada Rizal Mantovani dan Jose Poernomo. Duet keduanya dalam Jelangkung (2001) sukses menghidupkan industri perfilman dari mati suri. Lebih dari satu juta penonton selama peredarannya. Setelah 16 tahun berlalu, mereka duet lagi bikin Jailangkung (2017). Hasilnya? Lebih dari dua juta penonton!
Last but not least ada The Mo Brothers. Timo Tjahjanto dan Kimo Stamboel. Rumah Dara (2010) sukses di berbagai festival film internasional. Kerjasama keduanya lalu dilanjut dengan Killers (2014) dan Headshot (2016).
Fuih... Capek banget habis ghibahin para sutradara. Next kita ghibahin siapa lagi ya?
