Mohon tunggu...
Ahmad R Madani
Ahmad R Madani Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis lagu, buku, komik, dan skenario film. Pernah dapat nominasi AMI Awards 2015. 3 bukunya terbit di Gramedia. Penulis semua cerita di comicone.id. Sudah menulis 3 skenario film layar lebar. Tumbal: The Ritual (2018), Jin Khodam (2023), Kamu Harus Mati (coming soon).

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Pengaruh "Heroes" dalam "Moving"

3 Oktober 2023   08:38 Diperbarui: 3 Oktober 2023   12:20 369
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://m.dreamers.id

Ketika pertama kali tayang tahun 2006, serial karya Tim Kring ini langsung bikin saya jatuh cinta. Bagi saya Heroes adalah kisah para superhero yang paling membumi. Untuk menjadi manusia super gak perlu kostum khusus. Cukup punya hati yang baik untuk nolong orang lain. Kira-kira seperti itulah.

Memiliki kekuatan super tidak membuat para tokohnya jumawa. Justru pada awalnya mereka merasa aneh, bahkan takut pada diri sendiri. Kadang muncul juga perasaan minder. Menjadi manusia super artinya kamu berbeda dengan kebanyakan orang pada umumnya. Dan itu bisa menimbulkan perasaan inferiotas. Inilah kenapa saya bilang Heroes sangat membumi. Karakter mereka seolah begitu dekat dengan realita kehidupan di dunia kita. Sebagai penonton kita jadi merasa related.

Wajar jika ketika pertama kali tayang di Amrik sana, serial ini menjadi program yang paling banyak diminati. Ada sekitar 14 juta lebih pemirsa! Sebuah predikat tertinggi untuk kategori drama di NBC dalam lima tahun terakhir! Setelah berakhir di tahun 2010 saya merasa kehilangan. Untungnya saya sudah mengikuti Marvel Cinematic Universe (MCU) fase The Infinity Saga sejak kemunculan Iron Man (2008). Jadi gak terlalu kehilangan banget lah.

Saya baru merasa benar-benar kehilangan kisah para superhero setelah Avengers: End Game (2019) berakhir. Karena fase The Multiverse Saga adalah Marvel flop era dimana banyak penonton mulai terjangkit superhero fatigue. Bosan nonton film superhero!

Saya baru merasa bergairah lagi sejak kemunculan serial baru asal Korea, Moving (2023). Penantian saya gak sia-sia. Setelah empat tahun menunggu, akhirnya ada juga kisah para superhero yang benar-benar fresh. Sedikit banyak Moving mengingatkan saya pada Heroes. Ada beberapa persamaan dari kedua serial ini yang membuat saya yakin kalau Heroes memiliki pengaruh dalam Moving.

Pertama, konsep superhero tanpa kostum khusus. Beda dengan X-Man dimana para jagoannya bahkan dikasih baju seragam. Kedua, menjadi superhero kadang bikin susah diri sendiri. Mulai dari perasaan berbeda dengan orang biasa, juga bisa menjadi incaran para musuh yang ingin memanfaatkan kekuatan mereka. Siapa bilang jadi superhero itu enak?

Ketiga, tema family. Dimana para orangtua yang memiliki kekuatan super ternyata bisa mewariskan kekuatannya kepada anak-anak mereka. Keempat, kekuatan super hanyalah sebuah gift. Bisa menjadi baik atau jahat tergantung dari orangnya. Bahkan kadang, manusia biasa bisa lebih jahat dari para superhero! Menurut kamu, ada persamaan apa lagi?          

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun