Ada satu kekeliruan besar yang mesti diluruskan biar gak tersesat semakin jauh. Bahwa horor itu gak identik dengan hantu! Film tanpa hantu pun asal bisa bikin dengkul bergetar dan jantung mau copot masuk kategori horor. Intinya sih nakutin! Titik.
Kalo ada villain seorang pembunuh, biasanya psikopat atau serial killer, kita nonton berasa kayak diteror sama dia, itu fix film horor. Atau penjahatnya monster mengerikan. Zombie, vampir, werewolf. Kita nonton sampe kebelet nahan pipis. Itu pasti film horor. Atau yang jadi antagonisnya binatang, misalkan hiu, buaya, macan, itu juga disebut film horor.
Gimana kalo penjahatnya anak kecil tapi serem kayak The Omen (1976)? Atau pura-pura jadi anak kecil kayak Orphan (2009)? Sama aja. Horor! Nah, kalo sebangsa alien? Tetap horor. Kalo giant monsters kayak Godzilla (2014) atau small creatures kayak Gremlins (1984)? Horor juga.
Jadi sekarang udah tahu kan, film horor itu banyak subgenrenya. Gak melulu hantu! Di kita kayaknya kalo belum ada penampakan pocong atau kuntilanak belum afdhol sebagai film horor. Ini jelas salah. Sengaja saya ingetin biar wawasan kita nambah, sekaligus kita jadi lebih kreatif. Jadi kalo mau bikin film horor punya banyak pilihan. Bukan hantu lagi hantu lagi.
Mau bikin horor psikologi? Ada tema phobia and isolation. Contohnya Buried (2010). Ada fanaticism. The Wicker Man (1973). Ada madness and paranoia. Psycho (1960). Ada juga tema home invasion. The Strangers (2008). Makin banyak pilihan makin mudah kita cari idenya.
Bisa juga bikin gado-gado dengan mencampurkan horor dan genre lainnya. Maka jadilah horor komedi, horor romance, horor sci-fi, horor gothic... Kalo kamu bisa mix and match dengan formula yang tepat, gak menutup kemungkinan kamu bisa jadi tukang gado-gado yang disukai banyak orang. Film kamu bakal penuh penonton!
Tapi kalo kamu tetap mau berhantu-ria, gak masalah juga. Tinggal pilih temanya aja. Ada ghosts and spirit (hantu dan arwah). Ada haunted house (rumah hantu). Ada possession (kerasukan). Ada devil and hell (setan dan neraka). Ada witches and occult (sihir dan okultisme). Nah, banyak kan!
Bikin film horor itu jangan fokus pengen nakutin penonton. Nanti jadinya cuma gimmick parade jumpscares. Fokuslah di cerita!
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI