Mohon tunggu...
Ahmad Qadapi
Ahmad Qadapi Mohon Tunggu... -

Mahasiswa STAIN Parepare

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Doaku Untuk Ibu

23 Desember 2014   00:47 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:41 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ibu, Jari jemarimu yang lembut dan penuh kasih
Tiada henti membelaiku dan memanjakanku
Dari aku lahir hingga aku tumbuh dewasa
Tiada henti siang dan malam, susah dan senang

Ibu, Tubuhmu yang kurus dan lentur
Bekerja tiada henti siang dan malam
Saatku bermain ataupun saatku tidur
Menjagaku agar tidak kedinginan
Menjagaku agar tidak kepanasan
Menjagaku dari segala gangguan

Ibuku tersayang
Wajah mudamu yang mulai memudar
Tubuhmu yang mulai lunglai
Namun semangatmu tak pernah pudar
Kasih sayangmu yang tidak pernah luntur

Ibuku tersayang…
Jasamu yang menggunung setinggi langit
Sayangmu seluas samudra, sedalam laut
Yang tak bisa kuukur dengan apapun
Yang tidak terbalas dengan apapun
Namun, di hari ibu ini anakmu ibu
Hanya bisa mempersembahkan puisi ini
Sebagai kado hadiah yang tak berarti.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun