Mohon tunggu...
Ahmad Maulana S
Ahmad Maulana S Mohon Tunggu... Founding partner di Lembaga Pendidikan dan Sosial Kemasyarakatan -

Founding partner di Lembaga Pendidikan dan Sosial Kemasyarakatan // Penikmat kutak-katik kata yang gemar mengembara dari satu bait ke larik yang lainnya // Cuma seseorang yang ingin menjadi tua tanpa rasa bosan, setelah sebelumnya beranak-pinak seperti marmut atau cecurut // Salam hangat persahabatan...^_

Selanjutnya

Tutup

Politik

Saya Tidak Menyangka Jokowi cuma Presiden Buncis

6 Desember 2015   22:29 Diperbarui: 6 Desember 2015   22:29 5938
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Cukup lama juga saya tidak menulis selain fiksi di Kompasiana. Tapi barangkali memang sudah takdir, ndilalah kanal NT kembali berubah aturannya menjadi berdasarkan jumlah hit, membuat saya selaku salah satu fiksianer merasa Kompasiana sudah tak lagi ramah bagi pegiat fiksi.

Akhirnya dengan berat hati saya memutuskan untuk menendang diri sendiri keluar dari Kompasiana, karena tanpa kanal NT, Yang Mulia Admin Kanal Fiksi akan langsung menjadi ‘tuhan’ yang menentukan hidup matinya karya yang tidak di highlight, tanpa ada lagi satupun peluang yang bisa digali fiksianer agar karyanya lebih terbaca –dan kemudian mendapat umpan balik- selain benar-benar hanya lewat.

Kali ini saya kembali membuat tulisan tentang Jokowi, setelah sebelumnya di masa awal pemerintahan beliau saya gemar menelurkan artikel sejenis Kecerdasan Jokowi Menentang Panasbung dan Jokowi Merekrut Orang Gila Agar Bisa Tetap Waras yang laris manis hingga di-share ratusan ribu kali.

Mengapa saya kembali menulis tentang Jokowi? Tentu saja tak lain dan tak bukan karena ‘Prestasi Maha Dahsyat’ dari sinetron terbaru yang diperankankan oleh Yang Mulia MKD, yang kebetulan berlatar belakang dunia hukum –sesuatu yang amat jarang digarap oleh dunia persinetronan Indonesia karena diduga ‘tak sesuai selera pasar’ namun di tangan MKD justru terbukti ‘amat digandrungi pasar’.

Tapi mengenai sinetron ajaib tersebut, biarlah rekan-rekan Kompasianer lain yang merensensinya dengan lebih apik dan bernas, karena saya justru lebih tertarik memelototi naskah rekaman Setya Novanto dan kawan-kawan.

Rekaman tersebut entah mengapa mengingatkan kepada novel ‘Inferno’nya Dan Brawn, tentang betapa segala yang tampaknya wajar, natural serta biasa saja yang terpantul dalam wajah Indonesia masa kini, pada akhirnya tak lebih dari sekedar ilusi buah skenario busuk segelintir makhluk-makhluk super serakah.

Dan dengan keadaan tersebut, saya tak habis pikir, bagaimana Jokowi mampu menghadapi semua persoalan tersebut sendirian?

Lingkaran istana jelas teman sehidup Jokowi, tapi yakinkah mereka juga dapat disebut sebagai teman semati Jokowi?

Jokowi lovers tak berhenti menjaga 24 jam sehari 7 hari seminggu hingga hari ini, seakan-akan jika beliau sebentar saja luput dari penjagaan, maka akan langsung terjerembab atau giduan dengan badan penuh bentol.

Jokowi haters barangkali yang paling tak masuk akal, yang terus menguntit beliau hingga –jika perlu- cara pipis dan ‘eek beliau, seakan jika Jokowi luput dari intaian satu detik saja maka Indonesia akan langsung hancur lebur tanpa sisa.

Bahkan saya sempat berpikir bahwa Jokowi jauh lebih nelangsa dibandingkan Agus Mulyadi sekalipun sebab GusMul si maskot kaum jomblo nuswantara yang mengaku lahir dianiaya dan besar didzolimi itu, masih memiliki begitu banyak teman yang amat welas asih akan perkembangan nasib dan kejombloannya di masa mendatang, hanya karena kelucuan tulisan yang dia buat. Sementara Jokowi? Bahkan pada prestasi yang paling hebatpun beliau tetap saja tak berhenti untuk dihina.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun