Ajo merasa ada sesuatu yang menyentuh keningnya. Sesuatu yang begitu lembut, mengusap dan membelai kening serta anak rambutnya.
Barangkali serangga, pikir Ajo.
Serangga? Secepat kilat Ajo terjaga, bangun dari kenikmatan mati sementaranya. Tapi bukannya serangga yang ia dapatkan, melainkan sebuah tangan lembut milik Nina, sosok yang baru ia nikahi beberapa bulan yang lalu.
“Kakak kaget, ya?” ucap wajah segar itu sambil tersenyum.
“Bangun dong, Kak,” masih dengan kelembutan yang sama ia berkata lagi. Ditariknya lengan Ajo perlahan.
“Mmmh… ada apa?” Ajo bertanya enggan. Matanya kembali terpejam. Tapi bukan jawaban yang ia peroleh, melainkan sebuah tarikan lagi pada tangannya.
Masih dengan mengantuk Ajo bangkit dari tempat tidur, mengikuti arah tarikan istrinya. Rupanya ke kamar mandi.
Setelah beberapa saat terdengar gemericik air, Nina keluar dari dalam kamar mandi. Wajahnya penuh dengan bekas wudhu.
“Nina ingin tahajud,” ucapnya.
“Lalu…?” suara Ajo terdengar bingung.
“Temani Ninaaa…” ucapnya lagi setengah merajuk.