Mohon tunggu...
Ahmad Maulana S
Ahmad Maulana S Mohon Tunggu... Founding partner di Lembaga Pendidikan dan Sosial Kemasyarakatan -

Founding partner di Lembaga Pendidikan dan Sosial Kemasyarakatan // Penikmat kutak-katik kata yang gemar mengembara dari satu bait ke larik yang lainnya // Cuma seseorang yang ingin menjadi tua tanpa rasa bosan, setelah sebelumnya beranak-pinak seperti marmut atau cecurut // Salam hangat persahabatan...^_

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Berantem Gara-gara Komentar di Medsos

18 Juli 2015   03:00 Diperbarui: 18 Juli 2015   03:00 373
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

***

Siapa sangka sebuah komen dapat begitu membuat terkejut? Bukan karena isinya yang cukup membuat gembira, melainkan karena komen tersebut memiliki kesadaran berlapis seperti yang biasa ditemui dalam sebuah puisi. Benar-benar dunia yang serba tak terpeta, ucap saya dalam hati sambil berpikir untuk membuang semua perbendaharaan tulisan yang saya punya. Sebab untuk orang lain, bahkan mereka tak perlu repot-repot mengolah ini dan itu, hanya demi gerbong kata terlihat agak berkilap!

Tapi itu terjadi hari ini, setelah sebelumnya saya peroleh pengalaman ajaib yang lainnya, yang sayangnya... cukup membuat saya mual bila mengingatnya. Begini ceritanya...^_

 

 “Tapi nama adalah sesuatu yang jadi ciri bukan pengecut. Jadi saya mencantumkan nama saya. Bukan untuk bersembunyi jika terjadi sesuatu…”

 

Tahu-tahu, seseorang mempertanyakan nama saya di ruang maya, dengan cara yang saya rasa belum pantas dilakukan oleh makhluk beradab yang bernama: Manusia. Terutama oleh orang yang baru terlibat add-confirm dengan saya, setelah sebelumnya dengan amat beruntun dia bertanya, apakah saya seorang Hipnoterapis? Reiki? Tukang Mancing? Dan sebagainya yang membuat saya berpikir, adakah yang salah atau tak umum dengan postingan saya selama ini..?

Sebuah pertanyaan yang langsung menyeret saya untuk melirik dengan lebih seksama fesbuk dia. Aha! Seorang hipnoterapis rupanya. Anak muda yang dengan amat gagahnya menuliskan ‘mind changer’ pada foto sampulnya yang direkayasa seperti bentuk KTP...^_

Barangkali inilah saatnya saya berguru kepada seorang mind changer, sorak saya pelan, tenang, membawa serta sejumput kecil ide tentang pengecut yang baru saja coba dia tanamkan di benak tumpul saya hingga membal kian kemari dengan bebasnya.

Terjadilah yang memang seharusnya terjadi. Tanya berbalas tanya. Tanya berbuah jawaban, yang kembali mengulangi siklus dengan menyuplai tanya baru. Serta tanya yang kemudian saling berjabat erat atau justru keplak-mengeplak tak karuan saat coba mengukur kedalaman kata masing-masing, atau sekedar menikmati arus kalimat demi kalimat sambil sesekali bersiul buah adrenalin yang berkali-kali mencuat tinggi namun kerap tertahan peradaban...^_

(Bayangan): Nama itu sudah melekat sejak saya menulis di facebook dan media lainnya… Alhamdulillah belum ada yang menganggap saya sebagai seorang pengecut… Dan saya juga tak pernah menganggap Gola Gong atau Pipit Senja seorang pengecut…

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun