Um, seringkali kutemukan ucapmu di kolom komentar, tentang betapa selalu sukanya dirimu akan cangkir kata-kata yang kuposting di Kompasiana, yang katamu bertabur kisah cinta yang indah gemerlap penuh rasa.
Tapi tahukah kau, Um, bahwa jauh waktu sebelum akhirnya kugarap begitu banyak roman bergenre picisan, semua yang menetes dari tintaku melulu berisi kepedihan. Walau memang masih juga tentang cinta. Hanya saja cinta yang amat jauh berbeda. Cinta yang acapkali terlihat rumit, kalut serta tak berhenti bergelut di sesama rasanya.
Biar pagi ini kuajak kau ke salah satu kisahnya…
Â
setelah kepergianmu
yang tiba-tiba dan penuh gemuruh
aku terjebak kenangan
dalam lingkaran-lingkaran rasa yang membelenggu
hidup, tentang semua
Â
sederet kisah telah lagi terangkai di sini