Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Barat beberapa waktu lalu merilis  Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Jawa Barat 2017. IPM Jawa Barat 2017 tercatat 70,69, lebih tinggi dari IPM 2016 yang mencapai 70,05. IPM kabupaten/kota se Jawa Barat juga tercatat meningkat.  Capaian IPM ini selayaknya mendapat apresiasi dari semua pihak. Meskipun masih terdapat pekerjaan rumah dalam pembangunan manusia di Jawa Barat yaitu adanya kesenjangan capaian IPM dan komponen-komponennya antar kabupaten/kota.
Kesenjangan ini  perlu mendapat perhatian bersama. Untuk mengatasinya, sebaiknya kita pahami dulu makna angka IPM serta komponen-komponen pembentuknya.
IPM merupakan suatu ukuran untuk menilai tingkat capaian pembangunan manusia di suatu wilayah pada kurun waktu tertentu. Â Terdapat tiga dimensi dalam penghitungan IPM yaitu Kesehatan, Pendidikan dan Standar Hidup Layak. Masing-masing dimensi, memiliki indikator yang dijadikan alat ukur.
Untuk mengukur tingkat kesehatan digunakan indikator Umur Harapan Hidup saat lahir (UHH). Â Sebagai contoh angka UHH Jawa Barat tahun 2017 sebesar 72,47 tahun, yang berarti bahwa secara rata-rata bayi di Jawa Barat yang lahir tahun 2017 diperkirakan akan hidup selama 72,47 tahun.
Selanjutnya, dimensi pendidikan diukur dengan indikator Harapan Lama Sekolah (HLS) dan Rata-rata Lama Sekolah (RLS). HLS menunjukan perkiraan jumlah tahun seorang anak yang baru masuk ke jenjang Sekolah Dasar (SD). HLS Jawa Barat tahun 2017 sebesar 12,42 tahun, artinya seorang anak usia 7 tahun yang masuk SD pada tahun 2017 berpeluang bersekolah formal hingga tamat SMA/SMK/MA atau kuliah D1.
RLS menunjukan rata-rata lama pendidikan yang telah dijalani oleh seorang penduduk yang berusia 25 tahun ke atas. Â RLS Jawa Barat tahun 2017 sebesar 8,14 tahun, artinya penduduk Jawa Barat yang berusia 25 tahun ke atas rata-rata berpendidikan SMP sampai kelas 2.
Standar Hidup Layak diukur dengan rata-rata pengeluaran per kapita per tahun dalam satuan rupiah yang disesuaikan dengan paritas daya beli (Purchasing Power Parity).  Rata-rata pengeluaran penduduk Jawa Barat tahun 2017 mencapai  Rp. 10,29 juta. Ini masih lebih rendah dari rata-rata nasional sebesar Rp. 10,66 juta.
Pertumbuhan IPM 2017
Pada tahun 2017 IPM Jawa Barat tumbuh sebesar 0,91 %. Pertumbuhan tersebut lebih tinggi dibandingkan tahun 2016 (0,79 %).  Rata-rata pertumbuhan IPM kabupaten dan Kota se Jawa Barat sebesar 0,88 %. Pertumbuhan tertinggi di Kabupaten Karawang (1,44 %), sedangkan  terendah di Kota Bandung (0,22 %).
Tumbuhya IPM Jawa Barat dan Kabupaten/kota merupakan imbas dari naiknya seluruh komponen pembentuk IPM. Beberapa IPM kabupaten dan kota tumbuh cepat, sebagian lagi melambat. Melambat artinya pertumbuhan tahun 2017 tidak lebih tinggi dibandingkan tahun 2016.
Kesenjangan capaian