Mohon tunggu...
Ahmad Luqman
Ahmad Luqman Mohon Tunggu... Administrasi - tinggal di Bandung

penikmat kompasiana... kecuali tulisan dagelan... (WA 0878-7690-9696)

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Ibumu Bukan Tukang Asuh Anak-anakmu...

16 Agustus 2014   13:35 Diperbarui: 18 Juni 2015   03:24 1837
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kedua, saya/kakak/adik/ipar berpisah dari rumah orang tua tidak lama setelah menikah. Ini cukup efektif mengasah kemampuan kemandirian dalam mengelola rumah tangga. Terutama kemampuan dalam mengurus dan mengasuh anak-anak.

Ketiga, berusaha mencari pembantu rumah tangga. Syukur-syukur yang bisa menginap di rumah. Kalau pun ngga, ya yang pulang pergi setiap hari.

Keempat, menjalin hubungan baik dengan banyak pihak terutama dengan saudara dekat dan tetangga termasuk dengan pembantu rumahtangganya. Ini penting karena untuk saat-saat tertentu,  anak-anak bisa dititipkan pada mereka. Tentu saja untuk jangka waktu yang tidak terlalu lama. Untuk komplek perumahan seperti tempat tinggal saya yang hubungan dengan tetangga relatif intens, hubungan dengan tetangga dan pembantunya ini benar-benar sangat membantu.

Kelima, menggunakan jasa penitipan anak. Untuk untuk hal yang satu ini harus ekstra hati-hati. Memilih tempat penitipan anak ternyata tidak mudah.  Jangan sampai malah anak-anak kita menjadi terhambat perkembangannya baik fisik maupun psikis.  Sebelum memutuskan pilihan, sebaiknya mencari informasi yang lengkap terutama dari orangtua yang anaknya dititipkan di tempat tersebut.

Menjaga, mengasuh dan mendidik anak memang pada dasarnya tugas kita sebagai orang tuanya.  Segala keterbatasan yang ada sebaiknya tidak mengurangi dalam melaksanakan tugas mulia tersebut. Di sisi lain, kita juga mempunyai kewajiban memuliakan ibu/bapak kita. Memuliakan ibu/bapak tentu saja tidak harus berupa materi, setidaknya minimal tidak merepotkan mereka. Dan tentu saja kita tetap mendo'akan mereka, semoga Tuhan menyayangi mereka sebagaimana mereka menyayangi kita waktu kita kecil dulu. Amin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun