PUBLIC SPEAKING UNTUK KADER MUDA NU
Oleh: Ahmad Khoeri
(Rekan PW IPNU Banten dan Pendiri Komunitas LORONG “Bahasa, Sastra dan Rakyat”)
Minggu, 24 Januari 2015 oleh Pimpinan Ranting IPNU- IPPNU Desa Kabunan dengan tema “Menumbuhkan mentalitas komunikasi pemuda”
Pemuda yang digagas dalam gerakan IPNU DAN IPPNU dalam konsep yang sederhana sarat makna yaitu Belajar, Berjuang, dan Bertaqwa. Gerakan kontak sosial yang dibangun adalah kontinyitas dalam gerak dalam keitiqomahan yang subur akan kekuatan postif. Gerakan semacam ini merupakan implementasi cita-cita tinggi bangsa dalam mengawal arti kemerdekaan yang sesungguhnya.
Artikel yang ditulis oleh Syaiful Arif dalam majalah Lensa edisi 11 /Juni/2010 kader IPNU Kudus mengatakan “ sebagaian besar program yang dilaksanakan oleh IPNU dan IPPNU, sering terjebak di dalam formalitas. Lihat saja pemaknaan proses pengkaderan yang hanya dipahami sebagai pelaksanaan MAKESTA, LAKMUD dsb. Jai kalau pengurus IPNU sudah melaksanakan program itu, maka peroses pengkaderan pun dianggap sudah ditunakan. Padahal program itu hanyalah pelatihan tentang pengkaderan, belum pengkaderan sendiri”. Menyikapi kalimat ini penulis merasa harus andil dalam pole pangkaderan skill atau kemampuan aplikatif masyarakat. Karena seorang kader yang hendak dibentuk akan diturunkan di masyarakat sebagai agen control dan agen perubahan sosial yang berkemajuan, berkedaulatan dan berkemanusiaan.
Muslim hari ini berdasarkan Ir Nogarsyah Moede dalam tulisanya pada Buku Pintar Dakwah (5: 2002) mengatakan “ Kaum muslimin, dewasa ini lebih kreatif, kritis, dinamis dan sudah berfikir logika serba nyata.” Menelisik kalimat serba nyata, seorang kader yang disipakan untuk tampil tentunya harus pandai komunikasi dalam semua lini. Sederhanyanya penulis akan gambarkan sebuah konsep untuk mendukung gambaran akan kader yang dipersiapkan untuk tampil dimsayarakat.
Berdasarkan gagasan dakwah Ir. Nogarsyah Moede ada enam pokok mengembangkan dakwah (45:2002) atau berkomunikasi dengan tujuan ibadah yaitu penejalasan, ilustrasi, analogi secara sistematis, kutipan, statistic, dan teknik elaborasi dalam proses interaksi. Seperti kita ketahui bahwa komunikasi sebuah kontak sosial antar manusia untuk membentuk kehidupan yang teratur dan terarah.
Bahasa sebagai alat komunikasi patut dimiliki oleh semua orang secara baik. Kader yang berkulitas harus memiliki kualitas komunikasi yang baik dalam kemahiran berbahasa seperti menulis, menyimak, membaca dan berbicara. Kontek yang tidak semua orang mampu dengan bijak adalah menulis dan berbicara. Dalam kontek pertemuan ini penulis hendak membagi gagasan bagaimana berbicara dalam semua lini kehidupan sesuai kontek pemuda.
Berbicara berdasarkan gagasan ahli bahasa Prof DR. Henry Guntur Teriga (v:2008) yaitu dengan model melaporkan, secara keluargaan, meyakinkan dan merundingkan. Berbicara merupakan gaya interkasi bahasa yang jauh lebih mudah saat bertatap muka langsung dan perwatakan manusia hadir untuk dikenal dengan secara mendalam. Maka dalam berbicara kita harus kenali sasaran berbicara kita sesuai dengan kemampuan lawan atau sasaran bicara kita. Di lain sisi pemuda yang memiliki jiwa visioner perlu menganal sejarah komunikasi dahulu atau pola komunikasi sesuai zamannya dan harus siap tampil mengikuti dalam proses mendampingi bukan menarik untuk mengikuti. Konsep sederhana pemuda harus selalu ta’dzim (manut dalam ranah sosial) etika perlu dikedepankan sebagai agan kontr sosial. Karena dari pemudanya kita bisa gambarkan masa depan bangsa akan seperti apa.