Mohon tunggu...
ahmad khoeri
ahmad khoeri Mohon Tunggu... Aktivis Kemanusiaan -

Seorang anggota dari organisasi IMMAN JAKARTA, pendiri Komunitas LORONG (Bahasa, Rakyat, Sastra) dan berasal dari Indramayu yang aktif kuliah di UIN JAKARTA. "Hidupmu sekarang adalah cerminanmu di masa yang akan datang. Jangan menjadi cermin tipu daya pada dirimu sendiri dan orang lain. Aku akan tinggalkan sejarah yang mampu dibaca. Lanjutkan perjuanganku!"

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Puisigrafi

7 April 2017   11:07 Diperbarui: 28 April 2017   18:00 437
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berdasarkan penamaan Puisigrafis amatlah beragam ada yang menamakan diantaranya; *puisigrafis, puisigrafik, puisi desain, puisi virtual, puisi digital, atau lebih kuat masuk pada sastra cayber.* Mencari format Puisigrafi terbagi menjadi tiga berdasarkan pengamatan penulis yaitu *puisi yang menekankan pada teks bukan pada visual atau layarnya, puisi yang menekankan pada konsep penulisnya yang berbentuk, puisi yang memadukan penuh antara teks puisi, warna dan visualnya dalam sebuah paduan visualisasi dalam grafis yang kontekstual.* Gambaran pembagian Puisigrafi tidak menutup kemungkinan lahirnya jenis baru dalam era yang begitu cepat sekali dalam arus informasi di era globalisasi ini.

Adapun pengertian *puisigrafis yaitu sebuah hasil karya puisi yang berbentuk apapun dari jenis puisinya yang dipadukan dengan visualisasi atau ilustrasi  yang dibangun dengan grafis berdasarkan kebutuhannya disesuaikan tema puisinya.* Definisi tersebut menggambarkan bahwa puisi yang dibangun dalam era virtual ini adalah menyelami dunia sastra cayber yang cukup penting untuk peranan karya sastra meramaikan jagat virtual dengan seni yang membawa misi dan bermakna baik.

Era yang serba instan akan membentuk generasi yang fokus pada kata kunci dari sebuah teks puisi.  Puisi tak hidup walau sudah ditulis, ketika belum dibaca.  

Pada konteks kemahiran berbahasa, kemahiran membaca menjadi satu kunci dasar untuk mengimplementasikan diri pada kemahiran menulis setalah melampaui kemahiran menyimak.  Pada tahapan pemahaman puisi kadang seorang pengarang dituntut untuk menggunakan kata pasaran agar lebih refleksi sehingga mampu dipahami pembaca.  Namun ada kalanya pengarang menjadikan puisi sebagai suatu sandi dalam inti gagasan yang hendak dibagi.  

Kita akan sedikit gelisah dengan zaman yang telah memasuki era digital, menyelami puisi dengan paduan visual atau ilustrasi puisi.  Tidak jarang akan menyentuh teknologi dengan desain grafis dalam paduannya.  Secara dasar, maka pertarungan kita hari ini, karya harus membawa misi menawarkan kualitas dan atau kuantitas, perlu jelas. Ada harga dan kuaslitas dalam sebuah karya sebagai nilai.  Air boleh sama, wadah kadang berbeda. Bisa-bisa akan bernilai beda pula. Puisigrafi lahir sebagai klinik berpikir pada perkembangan sastra puisi hari ini yang menggeliat.

Demikian juga sebagai inovasi generasi terbarukan harus pandai menyikapi kebutuhan zaman tanpa mengurangi dan merusak nilai yang baik yang dari dahulu diperjuangkan. Sastra yang notabennya dimaknai sebagai jalan kemerdekaan untuk ikut serta mencerdaskan kehidupan dalam membangun tatanan kebudayaan. Maka secara tegas era virtual ini karya sastra perlu dikemas secara positif dan kreatif agar melahirkan karya yang terbaik di zamannya. Sekiranya perlu kajian Puisigrafi masuk pada tataran akademisi, diharapkan hal ini disikapi positif. Karena kalau disikapi secara negatif sebagai ancaman bergesernya tradisi menulis dengan pena di atas kertas. Maka perlu disikapi secara serius oleh generasi penerus. Namun menurus  penulis, perkembangan Puisigrafi lebih kepada menjaga aset ilmiah secara praktis dan efisiensi tanpa mengurangi kualitas dan esensial menulis tangan sebagai tradisi baik bangsa.

#adminpuisigrafi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun