Mohon tunggu...
Ahmad Jauhari
Ahmad Jauhari Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Ahmad Jauhari, penulis.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

(Jumat Pagi) – Ujian Kekuasaan

25 Februari 2010   23:48 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:44 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Banyak orang yang terkecoh oleh permainan dunia, mereka memburu tahta kekuasaan dan harta dengan berbagai cara, bahkan tidak sedikit yang menghalalkan segala cara. Mereka terkecoh oleh tahta kekuasaan dan harta karena beranggapan bahwa keduanya akan dapat memberikan kebahagiaan dalam hidupnya. Memang tidak sedikit yang kemudian dapat meraih tahta kekuasaan tertinggi dan harta yang melimpah, namun sesungguhnya keduanya tersebut merupakan ujian bagi mereka.

Allah SWT berfirman dalam Al-Qu’an (Surat Al-An’am: 165): “Dan Dia lah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan Dia meninggikan sebahagian kamu atas sebahagian (yang lain) beberapa derajat, untuk mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya kepadamu.”

Sesungguhnya seseorang yang memperoleh tahta kekuasaan yang tinggi dan harta yang melimpah bukan berarti bahwa orang tersebut lebih dimuliakan dan diutamakan oleh Allah SWT dari orang lain yang tidak mendapatkan tahta dan kelebihan rezeki. Tidak jarang mereka yang semakin tinggi tahta kekuasaan dan semakin melimpah hartanya justeru semakin bertambah pula kekufuran dan kemaksiatannya.

Tahta kekuasaan dan harta yang melimpah sebenarnya merupakan ujian, apakah mereka yang mendapatkan keduanya tersebut dapat mensyukuri nikmat karunia yang diperolehnya. Banyak di antara mereka yang ternyata tidak lulus ujian dan kemudian Allah SWT menimpakan siksa kepada mereka dengan sekonyong-konyong dan mereka menjadi berputus asa.

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an (Surat Al-An’am: 44): “Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kami pun membukakan semua pintu kesenangan untuk mereka, sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa.”

Rasa syukur atas segala nikmat yang telah diberikan Allah SWT kepada kita merupakan sarana untuk mendapat keridhaan-Nya dan tambahan kenikmatan dari-Nya. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an (Surat Ibrahim: 7): “Dan (ingatlah), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku) maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih".

Tahta kekuasaan dan harta adalah ujian, dan Allah SWT akan menentukan kelulusan seseorang yang mendapatkan tahta kekuasaan dan harta tersebut. Di dalam kehidupan dunia ini terdapat penguasa dan rakyat yang dipimpinnya, orang kaya dan orang miskin, dan kehidupan tidak akan berjalan dengan baik jika semua orang menjadi penguasa dan semua orang menjadi kaya. Sesungguhnya hubungan antara penguasa dan rakyat, antara orang kaya dan orang miskin merupakan hubungan yang saling membutuhkan demi menjaga keberlangsungan kehidupan di dunia ini.* (Ahmad Jauhari)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun