Mohon tunggu...
Ahmad Jauhari
Ahmad Jauhari Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Ahmad Jauhari, penulis.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Koalisi Kejahatan

2 Maret 2010   00:29 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:40 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pada saat ini memang sedang ramai menjadi perbincangan di masyarakat tentang koalisi partai politik pendukung pemerintah melawan koalisi partai politik oposisi. Koalisi partai politik tersebut kini sedang menegaskan jati dirinya terutama terkait dengan pansus Hak Angket Kasus Bank Century. Hasil angket kasus Bank Century ini diputuskan dalam Sidang Paripurna DPR-RI pada 2 Maret 2010.

Sejak beberapa waktu yang lalu banyak tekanan dilakukan oleh pihak tertentu agar hasil pansus sesuai dengan yang diharapkan pihak penekan. Terus terang, banyak pihak yang khawatir dengan adanya tekanan dari pihak yang mempunyai kekuatan dan kekuasaan akan dapat membuat hasil pansus tidak mampu mengungkap kebenaran sesungguhnya. Kalau hal ini terjadi tentu akan membuat kekecewaan banyak pihak, dan yang lebih mengkhatirkan lagi jika pihak yang kecewa karena tidak terungkapnya kebenaran sesungguhnya akan ikut berbuat tidak benar.

Tulisan ini sebenarnya tidak akan menyampaikan tentang apa yang telah terjadi, sedang terjadi dan yang akan terjadi terkait dengan kasus Bank Century. Tetapi tulisan ini akan membahas adanya Koalisi Kejahatan yang pada dasarnya dapat terjadi di mana saja, termasuk di jalan raya. Adanya Koalisi Kejahatan telah menimpa seorang teman dosen yang menyebabkannya kehilangan sejumlah uang yang cukup besar.

Pak Bes, seorang dosen di perguruan tinggi swasta di Jakarta, Senin (1 Maret 2010) kehilangan tas yang berisi uang sebanyak lebih dari Rp 4 juta di dalam mobilnya. Setelah mengambil uang di ATM kemudian dimasukkan ke dalam tas, Pak Bes dengan mengendarai mobil tuanya langsung menuju ke rumah kediamannya. Tidak berapa lama melaju di jalan raya, ada seorang pengendara sepeda motor menyalip mobil Pak Bes yang melaju tidak terlalu kencang. Pengendara motor tersebut memberitahukan kepada Pak Bes kalau ban mobilnya kempes.

Pak Bes tidak percaya dengan pemberitahuan pengendara sepeda motor tersebut, karena sebelum mengendarai mobilnya Pak Bes telah mengecek ban mobilnya tidak ada masalah. Pak Bes terus melaju pelan di jalan raya, namun beberapa saat kemudian ada lagi pengendara sepeda motor yang memberitahukan bahwa ban mobil Pak Bes kempes. Pak Bes mulai ragu dengan ban mobilnya, tapi menurut perasaannya tidak ada masalah karena dia sudah sangat menyatu dengan mobilnya sehingga kalau ada masalah di ban mobilnya pasti akan terasa.

Dengan sedikit keraguan Pak Bes terus melaju di jalan raya. Tapi anehnya, beberapa saat kemudian ada pengendara sepeda motor ketiga yang kembali memberitahukan kalau ban mobilnya kempes. Karena sudah ada tiga orang yang menyampaikan hal yang sama kemudian Pak Bes menghentikan mobilnya untuk mengecek kebenaran ban mobilnya kempes. Setelah dicek ternyata keempat ban mobilnya tidak ada masalah, tidak ada satu pun yang kempes.

Namun, begitu Pak Bes kembali masuk kedalam mobil dan akan melanjutkan perjalanan dia baru tahu kalau ternyata tas yang berisi uang telah hilang. Pak Bes langsung teringat kepada ketiga pengendara sepeda motor yang memberitahukan kepadanya tentang ban mobilnya yang kempes. Pak Bes memastikan kalau para pengendara sepeda motor dengan yang mengambil uang miliknya tersebut merupakan suatu bentuk Koalisi Kejahatan.

Cerita ini perlu disampaikan agar kita semua dapat berhati-hati karena ternyata di mana pun terdapat Koalisi Kejahatan. Kewaspadaan dan kehati-hatian perlu kita lakukan agar kita tidak menjadi korban Koalisi Kejahatan tersebut.*

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun