[caption id="attachment_289420" align="alignnone" width="300" caption="ilustrasi: color_bigstockphoto.com"][/caption] [1] Setelah LIMA tahun mereka pacaran. Akhirnya sepakat mengambil keputusan. Untuk melangkah kejenjang pernikahan. Yang diidam-idamkan banyak pasangan. [2] Tak tahu mengapa entah kenapa. Mereka berpacaran begitu lama. Apakah sebagai jaminan nantinya. Untuk kebahagiaan berumah tangga. [3] Akhirnya pernikahan digelar meriah. Dengan rancangan matang dan mewah. Bukan bertujuan pamer dan pongah. Melainkan demi catatan sejarah. [4] Memasuki AWAL masa pernikahan. Serasa berada di mahligai kayangan. Semua berjalan penuh menyenangkan. Seakan tiada sesuatu dapat memisahkan. [5] Bulan KEDUA serta bulan KETIGA. Dalam suasana penuh bahagia. Masih terasa hangat membara. Nafas cinta berumah tangga. [6] Begitu memasuki bulan KEEMPAT. Karakter diripun mulai terlihat. Yang dulu bisa tertutup rapat. Kini terhampar jelas dan akurat. [7] Semua bukanlah salah alamat. Rupanya pasangan banyak siasat. Jujur dan setia hanyalah sesaat. Ternyata aslinya seorang pengkhianat. [8] Pandainya dia mengurai janji. Berlaku sopan serta terpuji. Ternyata semua bukan sejati. Jauh panggang darilah api. [9] Satu persatu karakter terbuka. Menimbulkan prasangka saling curiga. Sehingga mengikis rasa percaya. Dalam bangunan mahligai cinta. [10] Bulan KELIMA apa yang terjadi. Kiranya semua diluar kendali. Mahligai yang tampak kokoh serasi. Ternyata lemah dalam pondasi. [11] Sehingga tak dapat dihindari lagi. Pertengkaran mulai sering terjadi. Yang dulunya selalu suka memuji. Kini berubah saling mencaci. [12] Dengan diliputi perasaan gengsi. Serta emosi yang sangat tinggi. Sehingga menutup ruang kompromi. Untuk menyelamatkan pernikahan ini. [13] Sehingga tak dapat terelakan lagi. Kata perpisahanpun menjadi kunci. Untuk menutup serta mengakhiri. Cerita cinta yang berbalut ilusi. [14] LIMA tahun masa berpacaran. LIMA bulan dalam pernikahan. LIMA minggu proses perceraian. kLIMAks akhir yaitu perpisahan. [15] Ilustrasi dari cerita begini. Pacaran bukanlah suatu garansi. Mewujudkan keluarga hidup harmoni. Terlebih dalam pandangan islami. [16] Ilustrasi dari cerita begini. Bukanlah gambaran generasi islami. Ya Allah jauhkan dan hindarkan kami. Dari kemungkaran yang tersembunyi. [17] Ilustrasi dari gambaran begini. Semoga semua tiada terjadi. Bagi kami, keluarga dan zuriat kami. Serta semua orang yang kami sayangi. wallahua'lam... Ampun maaf, mohon do'a..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H