Mohon tunggu...
Ahmad Syaihu
Ahmad Syaihu Mohon Tunggu... Guru - guru penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

suka membaca, menulis dan berbagi kebaikan lewat tulisan

Selanjutnya

Tutup

Sosok

Mimpi AHY Jadi Cawapres Anies Akhirnya Ambyar Gegara Cak Imin

2 September 2023   12:27 Diperbarui: 2 September 2023   12:30 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kegagalan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dalam mencapai posisi Calon Wakil Presiden (Cawapres) dalam pemilihan presiden 2024 adalah sebuah peristiwa politik yang menarik perhatian. 

Kegagalan ini terjadi ketika Anies Baswedan, Capres yang didukung oleh Koalaisi Perubahan  yang awalnya diharapkan menjadi pasangan AHY dalam Pilpres, memutuskan untuk memilih Muhaimin Iskandar (Cak Imin) sebagai Cawapresnya. 

Analisis tentang kegagalan AHY dalam konteks ini dapat dilihat dari beberapa sudut pandang:

  1. Perkembangan Dinamika Politik: Kegagalan AHY mencerminkan dinamika politik yang terus berubah di Indonesia. Politik adalah arena di mana perjanjian dan perubahan aliansi dapat terjadi dengan cepat. Pilihan Anies Baswedan untuk bergabung dengan Muhaimin Iskandar adalah bagian dari strategi politik yang menurutnya lebih menguntungkan.

  2. Kemampuan Negosiasi AHY: Kegagalan ini juga dapat mencerminkan ketidakmampuan negosiasi AHY dalam meraih dukungan dan membangun aliansi politik. Dalam politik, kemampuan untuk menjalin kemitraan dan mempertahankan kesepakatan sangat penting. Keputusan Anies untuk memilih Cak Imin mungkin menunjukkan bahwa AHY tidak berhasil meyakinkan Anies untuk tetap berada dalam aliansi mereka.

  3. Pertimbangan Elektabilitas: Pemilihan Cak Imin sebagai Cawapres oleh Anies bisa jadi didasarkan pada pertimbangan elektabilitas. Cak Imin adalah figur yang dikenal secara nasional dan memiliki basis dukungan yang kuat, terutama melalui Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Anies mungkin melihat bahwa kombinasi Anies-Cak Imin dapat menghasilkan dukungan yang lebih besar dalam pemilihan presiden.

  4. Pengaruh Partai Politik: Kegagalan AHY juga menggambarkan kuatnya peran partai politik dalam dinamika politik Indonesia. Partai politik memiliki peran sentral dalam menentukan calon presiden dan calon wakil presiden. AHY, meskipun memiliki popularitas sebagai ketua Partai Demokrat, harus berhadapan dengan pengaruh partai-partai lain dalam meraih dukungan.

  5. Faktor Kejutan dalam Politik: Dalam politik, kejutan adalah hal yang umum terjadi. Keputusan Anies untuk memilih Cak Imin mungkin merupakan kejutan strategis yang tidak terduga. Ini menunjukkan bahwa politik adalah arena yang tidak selalu dapat diprediksi, dan para pemimpin politik harus siap menghadapi perubahan-perubahan yang mungkin terjadi.

Kegagalan AHY dalam mencapai posisi Cawapres dapat menjadi pelajaran berharga dalam karir politiknya. Ini menunjukkan bahwa dalam politik, meskipun memiliki popularitas dan dukungan, belum tentu menjamin posisi tertentu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun