Mulyaningsih kesehariannya adalah penjual nasi pecel di depan rumahnya, sedangkan kalau sore hari membantu suaminya mengajar TPA/TPQ di kampung penulis.
Setiap hari Mulyaningsih harus menyisihkan keuntungan jualan nasi pecel sebesar Rp 50-100 ribu untuk ditabung di BRI untuk biaya keberangkatan haji yang diprediksi sekitar 10-11 tahun setelah mendaftar di tahun 2013 silam.
Akhirnya saat panggilan untuk berangkat haji tahun ini uang tabungannya sudah cukup untuk melunasi biaya tambahan haji tahun.
Berkah Istiqomah menabung dan doa anak-anak didiknya di TPA memudahkan Mulyaningsih berangkat haji tahun ini.
Satpam Yang Rajin Puasa Senin - Kamis itu Akhirnya Bisa BerhajiÂ
Adik ke-3 dari bawah M.Khoiruddin bekerja sebagai Satpam di Perumahan Citraland Surabaya, memiliki tiga orang anak yang harus dipenuhi dari gajinya sebagai seorang SATPAM yang berkisar Rp. 4-5 Juta, sesuai dengan UMR kota Surabaya.
Secara logika dan perhitungan matematika mereka akan sulit untuk bisa berhaji apalagi biaya haji tahun ini sebesar Rp. 59 juta , sehingga para calon jamaah haji harus menambah sekitar Rp 34 juta sebagai biaya pelunasan.
Khoiruddin selalu rajin melaksanakan puasa Senin dan Kamis. Di samping menjalankan sunnah nabi, kebiasaan puasa Senin Kamis juga merupakan salah satu usaha penghematan untuk konsumsi saat bekerja.
Akhirnya kesungguhan dan ikhtiar yang baik serta menjalankan sunah Rasulullah yaitu menjalankan puasa Senin-Kamis mengantarkan Satpam di Perumahan Citraland Surabaya ini bisa memenuhi panggilan Allah SWT untuk menyempurnakan Islamnya dengan melaksanakan Ibadah haji ke tanah suci Makkatul Mukaromah dan Ziarah ke Madinatul Munawaroh.
Semoga kalian semua adik-adik ku diberikan kesehatan dan kemudahan dalam melakukan ibadah haji, dan pulang ke tanah air membawa gelar Haji Mabrur yang balasannya adalah surga.
Labbaik Allahumma Labbaik, 28-05-2023