Alhamdulillah kita sudah di penghujung Ramadan, memasuki hari ke -25 semoga puasa dan amalan ibadah kita di bulan yang penuh berkah ini diterima oleh Allah SWT dan mendapatkan pahala yang berlipat ganda.
Selama Ramadan, tingkat konsumsi masyarakat cenderung berubah. Memang, selama menjalani ibadah puasa, mereka dituntut untuk menahan mafsu dari makan dan minum. Namun, rasanya tidak bagi nafsu berbelanja.
Pasalnya, selama Ramadan dan menjelang Hari Raya, tingkat konsumsi masyarakat semakin tinggi. Ini patut dianggap lazim karena pada momen tahunan itu, masyarakat kaum pekerja memperoleh Tunjangan Hari Raya (THR).
Perencana keuangan selama Ramadan harus dimaksimalkan, agar kita tidak terjebak dalam perilaku konsumsi berlebihan selama Ramadan, karena mereka berpikir memperoleh pendapatan lebih. Padahal, di saat uang melimpah, itu momen tepat untuk melakukan perencanaan keuangan
Dari berbagi item pengeluaran rutin bulanan, akan berubah saat bulan Ramadan, yang bila uraikan secara sederhana mengategorikannya menjadi 5 tipe pengeluaran prioritas dengan prosentase masing-masing sebagai berikut:
1. Â Zakat dan Sedekah alokasi 5% - 10%
Sebagai seorang muslim, Zakat dan Sedekah adalah kebutuhan prioritas yang harus dikeluarkan. Kalau di bulan biasa mungkin pengeluaran zakat dan sedekah kita hanya 2.5% dari penghasilan setiap bulannya.Â
Momen  Ramadan kita dapat meningkatkan prosentase zakat sebesar 2-4 kali mengingat penghasilan yang diterima termasuk THR. Sehingga, perhitungan zakat dan sedekah menjadi 5%-10% pada bulan Ramadan ini.
2. Investasi dan memulai usaha dengan alokasi 15%- 20%Â
Ramadan juga merupakan saat yang tepat untuk memulai usaha, karena banyak peluang usaha yang bisa dirintis saat Ramadan, seperti bisnis kuliner, kue lebaran dan pakaian untuk lebaran. Mencapai keamanan keuangan di masa mendatang, dengan THR yang diterima merupakan kesempatan untuk meningkatkan prosentase investasi sebesar 20% yang sebelumnya hanya 10% setiap bulan.
3. Tabungan dan Pengeluaran Tak Terduga, 10-15 %