Mohon tunggu...
Ahmad Syaihu
Ahmad Syaihu Mohon Tunggu... Guru - guru penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

suka membaca, menulis dan berbagi kebaikan lewat tulisan

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Pengalaman Wukuf di Arafah Sebagai Puncak Ibadah Haji

27 Februari 2023   09:09 Diperbarui: 27 Februari 2023   10:17 960
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto kenangan setelah wukuf di Padang Arafah pada musim haji 1437 H, atau 2016 M, bersama istri dan KH.Imam Chambali, Pimpinan KBIH Bryan Makkah Surabaya (foto: dokpri)

Di awali dengan mandi besar, berniat memakai baju ikhram dan niat untuk Wukuf di padang Arafah. Sejak tanggal 8 Dzulhijah jamaah haji diwajibkan memakai baju ihram. Mereka mempersiapkan segala sesuatunya dari pemondokan dengan rasa haru dan sabar. Ya kesabaran para jemaah hai benar-benar diuji.

Wukuf adalah puncak dari ibadah haji, Bahkan Rasullah SAW bersabda, "Haji adalah (Wukuf) pada hari Arafah yaitu tanggal 9 Dzulhijah" (HR. BukhariMuslim). Kegiatan wukuf dimulai pada saat matahari mulai bergelincir ke arah Barat atau saat waktu shalat Duhur sampai menjelang Maghrib.

Kegiatan Wukuf di Padang Arafah

Wukuf diawali dengan shalat Duhur dan Ashar dilakukan pada waktu Duhur dan diringkas Jamak Qashar Taqdim, dilanjutkan dengan mendengarkan Khutbah Wukuf yang disampaikan oleh Pembimbing dari KBIH Bryan Makkah Surabaya yaitu KH.Imam Hambali, KH. Syukron Jazilan dan KH. Warto Habib

Baik dalam khutbah maupun ketika berdoa semua jamaah mengharu biru, menyadari keberadaannya sebagai hamba Allah yang banyak dosa dan khilaf. Sebelumnya mereka juga saling memaafkan, baik dengan istri, kerabat, maupun jamaah satu dengan jamaah yang lain.

Setelah para jemaah menyelesaiakan rangkaian wukuf di dalam tenda di Padang Arafah, jemaah dipersilahkan keluar dari tenda dan mencari tempat yang teduh di bawah pohon Sukarno yang banyak tumbuh di Padang Arafah. Pohon ini diberi nama Soekarno karena presiden RI pertama inilah yang memberikan sumbangan berupa bibit tanaman.

Para jemaah diberikan kesempatan berdoa  dengan membaca doa pribadinya, doa titipan sanak saudaranya yang di Indonesia. Dengan khusyuk dibaca semua doadoa titipan para sahabat dan keluarganya. 

Dari mulai doa mohon dipanggil menjadi tamu Allah, hingga permohonan yang ringanringan, supaya lulus ujian, mendapat pekerjaan, atau ada juga yang mengharapakan doanya dikabulkan yaitu utangnya segera lunas.

Dengan ikhlas dan khusuk penulis bersama jemaah haji lainnya membacanya. Ketika sedang membaca doa, terdengar suara ambulan yang melengking di sekitar padang Arafah, suara mobil ambulan yang membawa orang-orang yang sedang dirawat di rumah sakit, dan sedang beribadah haji. Mereka harus berada di padang Arafah agar hajinya sah rukun dan wajibnya. Walau keberadaannya hanya sebentar, mereka harus datang agar hajinya tidak gugur. Itulah yang diajarkan Rasulullah SAW kepada umatnya.

Berada di padang Arafah adalah perumpamaan dari padang Mahsyar, tempat manusia dibangkitkan kembali dari alam kubur.

Di padang Mahsyar tempat pengadilannya manusia. Tempat di mana kita harus mempertanggungjawabkan amal perbuatan kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun