Mohon tunggu...
Ahmad Syaihu
Ahmad Syaihu Mohon Tunggu... Guru - guru penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

suka membaca, menulis dan berbagi kebaikan lewat tulisan

Selanjutnya

Tutup

Trip

Menikmati Makan Siang di Tepi Pantai

21 Februari 2023   06:25 Diperbarui: 21 Februari 2023   06:33 360
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penulis bersama rombongan ziarah Walisongo di depan makam Syekh Ibrahim Asmarakandi (foto: dokpri)

Perjalanan wisata Ruhani ke makam Waliyullah di Jawa Timur berlanjut, setelah berkunjung ke makam Sunan Bonang di Tuban rombongan melanjutkan perjalanan menuju Makam Syekh Ibrahim Asmarakandi (Ayahanda Sunan Ampel) yang makamnya terletak di dusun Gesikharjo Kecamatan Palang Kabupaten Tuban.

Siapakah Syekh Ibrahim Asmarakandi?

Syekh Ibrahim Asmarakandi merupakan pendakwa pada masa awal penyebaran agama Islam di Tanah Jawa.

Syekh Ibrahim Asmarakandi merupakan tokoh sentral dalam penyebaran Islam, karena dia merupakan ayah kandung dari Raden Ali Rahmatullah atau yang lebih dikenal dengan Sunan Ampel, yang makamnya berada di Surabaya.

Asal Muasal Syekh Ibrahim Asmarakandi

Menurut catatan sejarah Beliau diperkirakan lahir di Samarkand, Asia Tengah pada paruh kedua abad ke-14. 

Dalam kitab Babad Tanah Jawi menyebut namanya dengan sebutan Makdum Brahim Asmara atau Maulana Ibrahim Asmara, dikutip dari Atlas Walisongo.

Sebutan itu mengikuti pengucapan lidah Jawa dalam melafalkan as-Samarkandy, yang kemudian berubah menjadi Asmarakandi. Menurut Babad Cerbon, Syekh Ibrahim Asmarakandi adalah putera Syekh Karnen dan berasal dari negeri Tulen di wilayah Kazakhstan, Asia Tengah 

Syekh Ibrahim Asmarakandi datang ke tanah Jawa bersama Syekh Jumadil Kubro yang makamnya ada di wilayah Trowulan Mojokerto, penulis pernah ziarah ke makam Syekh Jumadil Kubro, dan makamnya ternyata panjang sekali sekitar 4 meter.

Tiba di komplek makam Sunan Gesik, nama lain Ibrahim Asmaraqandi pukul 12.00 WIB rombongan melaksanakan salat Duhur dan Asar secara Jamak Qasar yaitu menggabungkan 2 waktu salat menjadi satu waktu dan meringkas jumlah rakaat dari 4 rakaat menjadi hanya 2 rakaat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun