Mohon tunggu...
Ahmad Syaihu
Ahmad Syaihu Mohon Tunggu... Guru - guru penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

suka membaca, menulis dan berbagi kebaikan lewat tulisan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Bu Martin, Sosok Kepala Sekolah Panutan

17 Februari 2023   15:34 Diperbarui: 17 Februari 2023   15:45 455
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Episode belajar saya yang tidak dapat dilupakan adalah saat menjadi siswa angkatan pertama di sekolah lanjutan tingkat atas. Tepatnya, saat belajar di SMA Negeri 13 Surabaya. Saat itu baru ada 3 rombel. Dua kelas IPA dan sekelas jurusan IPS. Uniknya, saya memilih kelas IPS.

Inilah  kisah yang sangat berkesan selama saya menempuh pendidikan di sekolah. Waktu yang cukup lama, sekitar tiga tahun sejak tahun 1982 hingga 1985 sangat berarti dalam masa remaja yang penuh lika-liku. Masa pencarian jati diri yang sesungguhnya. Dan pergaulan antarsiswa yang sangat indah, jelas terekam dalam alam bawah sadar.

Lebih memesona lagi, kehadiran sosok kepala sekolah di SMA itu. Beliau adalah kepala sekolah pertama, termasuk kepala sekolah perempuan pertama yang memimpin sekolah tingkat SMA. Serba kebetulan, antara siswa dan kepala sekolah adalah keluarga pertama di lembaga pendidikan tingkat atas itu. 

Kepala Sekolah kami adalah seorang ibu yang luar biasa. Nama beliau adalah Soemartin Pratomo. Biasa dan akrab kami panggil Bu Martin. Performancenya keibuan yang bersahaja, tutur katanya lembut, tegas dan bijaksana dalam menjalankan tugas sebaga Kepala Sekolah. Bu Martin, sepertinya dididik dari keluarga besar yang menjalankan ketaatan dan kedisiplinan yang luar biasa.

Di sekolah, Bu Martin sungguh luar biasa menerapkan pola kedisiplinan terhadap guru dan siswanya. Beliau secara langsung memberikan contoh kepada para guru dan siswa dalam tindakan nyata. Gerak-gerik dan tindakannya selalu menunjukkan kedisiplinan yang tinggi. Tanpa ragu, beliau mengajak para guru untuk memberikan contoh yang baik kepada siswanya. Tujuannya adalah agar siswa mampu meniru hal baik yang dipraktikkan atau dicontohkan oleh gurunya. 

Berdarkan pengalaman yang saya lihat, setiap hari beliau hadir di SMA pukul 06.00-06.15 WIB. Beliau terbiasa diantar sopir pribadinya. Tidak lupa, beliau selalu menyampaikan terima kasih dan senyum kepada sopirya. Juga menyambut siswa dengan senyum ramah dan bersahaja. Hingga belai bergegas menuju ruang kerjanya.

Setelah masuk ruang Kepala Sekolah, beliau selalu keliling lingkungan sekolah, melihat kamar mandi siswa dan kamar mandi guru, ruang kelas dan ruang lainnya untuk mengecek kebersihannya. Beliau tidak suka situasi ruang yang kotor. Apalagi banyak sampah. Setelah itu mulai pukul 06.30-07.00 WIB beliau selau berdiri di halaman pintu masuk sekolah dengan senyum yang ramah dan tutur kata yang lembut penuh wibawa, menyambut kedatangan siswa dan guru. 

Sikap dan perilaku disiplin Bu Martin memantik saya untuk semaksimal mungkin dapat meneladaninya. Sejak kelas 2 SMA itu, saya berusaha datang lebih pagi di sekolah. Saya bersepeda ontel dengan jarak rumah ke sekolah sekitar 5 km. Setiap hari, saya berusaha sebelum pukul 06.00 WIB sudah tiba di sekolah. Saat itulah banyak kesempatan saya berjumpa dengan Ibu Martin. Bahkan, kadang kedatangan kami sering bersamaan. Atau antara kami ada yang saling mendahului.

Sikap disiplin yang dicontohkan oleh Ibu Kepala Sekolah itu berdampak pada kedisiplinan warga sekolah mulai dari penjaga sekolah, petugas kebersihan, tukang kebun, tukang parkir, bapak ibu guru dan seluruh siswa di SMA Negeri 13 Surabaya dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan perannya masing-masing.

Kedisiplinan yang ditanamkan dan dicontohkan oleh Bu Martin selalu membekas dan menjadi kebiasaan sehari-hari dalam kegiatan pembelajaran, kedisiplinan dalam melaksanakan ibadah , kedisiplinan dalam kegiatan Upacara Bendera setiap hari Senin pagi, kedisiplinan dalam kegiatan ekstrakurikuler.

Dampaknya tidak hanya dirasakan saat kegiatan di sekolah saja, saat di rumah dan saat ini ketika saya menjalani kehidupan sebagai kepala keluarga, guru dan warga masyarakat maka perilaku dan sikap disiplin menjadi kebiasaan sehari-hari. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun