Mohon tunggu...
Ahmad Roozan Sirojuddin
Ahmad Roozan Sirojuddin Mohon Tunggu... Dokter - mahasiswa

Mahasiswa aktif Universitas Airlangga

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Melindungi Diri dengan Tetap Menjaga Kesehatan Setelah Pandemi

23 Juni 2022   21:11 Diperbarui: 23 Juni 2022   21:12 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Kesibukan mulai menyapa. Setelah dua tahun Indonesia berduka akibat pandemi COVID-19, kini sedikit demi sedikit masyarakat memulai aktivitasnya di luar rumah dan work from office (WFO). Banyaknya kebijakan yang dibuat untuk memulai normalisasi mengarahkan mereka untuk terbiasa kembali beraktifitas seperti sebelum pandemi. Ditambah dengan peraturan bolehnya melepas masker di tempat umum, tentu hal ini menggiring masyarakat untuk aktif kembali.

Herd immunity, adalah ketika sebagian besar populasi kebal terhadap penyakit menular tertentu sehingga memberikan perlindungan tidak langsung atau kekebalan kelompok bagi mereka yang tidak kebal terhadap penyakit menular tersebut (infeksiemerging.kemkes.go.id). Istilah ini gencar diumumkan oleh pemerintah untuk membiasakan masyarakat hidup berdamai dengan covid mengingat pandemi yang sudah berjalan mulai tahun 2020. Upaya pemberian vaksinasi secara merata kepada seluruh warga Indonesia mulai dari dosis satu hingga tiga ditujukan untuk mencapai kekebalan immunity. Selain itu, banyak orang yang mendapatkan imunitas alami dari virus Corona setelah menjadi penyintas COVID-19 menjadikan kombinasi dari keduanya disebut dengan imunitas komunal.

Masyarakat, pelajar tak terkecuali mahasiswa pun semua merasakan kebijakan normalisasi ini. Banyak dari mereka yang sebelumnya sudah terbiasa daring dan mengerjakan semua kegiatannya cukup melalui platform online, kini pun harus merantau ke tempat asli mereka berkuliah. Hal ini juga tentu mempengaruhi gaya hidup atau lifestyle mereka dimana mereka harus memenuhi kebutuhannya sendiri. Kecepatan serta kemudahan arus komunikasi juga menambah perubahan pada gaya hidup masyarakat sekarang.

Ada beberapa kebiasaan mahasiswa yang kurang baik dan akhirnya berdampak pada kesehatan. Jika kebiasaan ini terus dilakukan maka akan mempengaruhi kesehatan serta berbahaya pada tubuh, 

  1. Nongkrong untuk Menyelesaikan Tugas

Nongkrong, nongki atau nangkring. Istilah ini sepertinya sudah wajar di dengarkan oleh kaum mahasiswa. Deadline yang mendadak, tugas organisasi maupun tugas kuliah secara berkelompok menjadikan bertemu dengan tim adalah sebuah keharusan. Pemilihan tempat untuk berkumpul tentunya adalah yang mudah dijangkau dan ramah di kantong pelajar. Alhasil kafe, kedai-kedai kopi adalah pilihan bagi mereka.Harga yang masih terjangkau, serta akses wifi yang gratis cukup untuk memenuhi keperluan mereka.

Akan tetapi,  kebiasaan ini tentunya juga menimbulkan dampak negatif di ranah sosial maupun kesehatan. Konsumsi kafein dari menu kopi ataupun teh yang terlalu sering bisa menimbulkan efek samping berupa peningkatan tekanan darah dan detak jantung. Ketika kopi dikonsumsi berlebihan, hal ini bisa membuat jantung berdetak lebih kencang dan tidak teratur atau bahkan menyebabkan tekanan darah tinggi (hipertensi). 

Oleh karena itu, kebiasaan ini harus semaksimal mungkin dihindari karena apabila kebiasaan ini terus dilakukan tentu menimbulkan efek jangka panjang di kemudian hari.

2. Gaya Hedonisme 

Hedonisme artinya seringkali dikaitkan dengan berfoya-foya. Hedonisme adalah istilah yang sebenarnya berasal dari bahasa Yunani yakni Hedone berarti kesenangan. Jadi, hedonisme adalah gaya hidup yang berfokus mencari kesenangan dan kepuasan tanpa batas. Aktifnya kembali kehidupan normal setelah pandemi membuat para mahasiswa dapat membeli kebutuhannya lebih luas dibandingkan pada saat pandemi yang lalu. Dan semakin meningkatnya  jual beli secara online maupun offline. Akibatnya para mahasiswa memiliki rasa keingintahuan untuk membeli terus menerus walaupun barang yang dibeli tidak berguna. Akibatnya, seseorang yang memiliki perilaku dan gaya hidup hedonisme cenderung individualis, boros atau juga menganggap diri sendiri lebih penting dari orang lain. Kebiasaan membeli barang-barang yang sebenarnya tidak dibutuhkan adalah dampak buruk dari hedonisme.

3. Junk Food 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun