Keberhasilan Persib menjadi juara pada Championship series musim 2023-2024 ini terasa cukup fenomenal, kemenangan yang tak hanya mewakili para pengemar, tapi juga orang-orang yang ingin pulih dari luka, kaum yang acap kali merasa lelah karena selalu kalah, tapi tak pernah mau untuk menyerah.
Persib boleh jadi digdaya dalam nilai sebuah klub, kita tahu bahwa Persib adalah klub terkaya di Indonesia, punya banyak penggemar fanatik bahkan hingga keluar negeri tapi acap kali ngos-ngosan di akhir musim yang menyebabkan beberapa kali gagal juara walau selalu jadi unggulan.
Bagi para fans, Persib bukan hanya sebuah klub sepakbola, Persib adalah bagian dari harga diri, cicilan boleh telat, hidup boleh pas-pasan dengan aneka tekanan dalam keseharian, tapi menyaksikan gol demi gol kemenangan adalah pelipur lara bagi para pecinta.
Tahun ini Persib seolah mewakili banyak dari kita.
Ditinggal Luis Milla ditengah musim dalam keadaan nyaris degradasi tentu saja meninggalkan sebuah luka yang menganga, tim prestisius itu berada di persimpangan jalan, asa untuk jadi juara memudar jadi sekedar bertahan. Disinilah Persib menunjukkan daya Resiliensinya, kemampuan untuk bertahan lalu bangkit perlahan dari keterpurukan.
Bojan hodak hadir sebagai allenatore pengganti Luis milla, alih-alih meneruskan permainan indah dengan dengan penguasaan bola tinggi ala spanyol, dia datang dengan cara yang berbeda, baginya apalah arti possesion jika tak bisa menciptakan peluang mencetak gol, Hodak datang dengan semangat petarung ala Eropa timur, dengan budaya resiliensi yang tinggi.
Seperti dalam keseharian banyak dari kita, bangkit dari keterpurukan bukan hal yang mudah, Hodak mengawali dua pertandingan dengan kekalahan. Asa untuk bangkit tak boleh luntur, semangat para yang tetap menggebu-gebu menaikkan moral para pemain. Perlahan Persib bangkit hingga berhasil melewati 14 pertandingan tanpa kekalahan.
Ada sisi sufisme dalam perjalanan Persib tahun ini, bagian  kita sebagai mahluk adalah usaha dan doa, sedangkan hasil adalah wilayah yang maha kuasa. Tapi kekuatan tekad dan kesungguhan dalam usaha tak akan mengkhianati hasil, dukungan melimpah dari suporter adalah modal utama dibaliknya kembalinya Persib ke jalur kemenangan.
Saat Pluit tanda akhir pertandingan penanda keabsahan Persib sebagai juara disahihkan, luapan kegembiraan pun menyeruak, gempita kemenangan merambah kemana-mana, ucapan selamat tak hanya datang dari bobotoh, tapi juga dari The Jak, musuh bebuyutan Persib yang dengan sportif mengucapkan selamat atas keberhasilan.
Kemenangan Persib tak hanya mewakili bobotoh, Â tapi mewakili banyak kaum marjinal yang hidup tanpa privilege, orang-orang ingin sembuh dari luka dan mencoba bangkit dari kesulitan.
Sebuah lagu Hip-hop karya Ongker feat Lilyo berjudul penyembuhan terasa tepat untuk mewakili
kemenangan Persib kali ini.
"Dalam suka dan duka
 masa penyembuhan setelah terluka
 izinkan aku tuk temani
 disini..
 agar kau tak lewati ini sendiri