Juventus dan Chelsea boleh jadi mewakili banyak dari kita, selalu ada peran Tuhan lewat semesta yang ranum, bahwa usaha kita acap kali sama, tapi hasil kerap kali berbeda.Â
pujian dan cibiran akan selalu ada, seperti pemandangan di sekitar rel kereta api, begitu pula rel kehidupan yang telah ditetapkan.
Rel itu telah dicetak, telah memiliki tujuan, telah memiliki garis finish kehidupan, tak ada yang tahu di stasiun mana kita akan berhenti, tak ada yang hapal capaian mana yang akan kita lewati kelak, kecuali sang pemilik semesta.Â
Hanya saja kita yakini, itulah jalan cinta. No worry.Â
Kemenangan pertama Juventus, kekalahan pertama Chelsea, mengingatkan kita tentang puja-puji yang membuat terlena, tentang cibiran yang kerap membuat tenggelam.Â
Musim masih panjang, seolah kita hidup seribu tahun lagi, bekerja/bermainlah dengan sungguh-sungguh karena kaidah itu.Â
Terima saja setiap kekalahan, rendah hati dalam setiap kemenangan, hilangkan jumawa perlahan, seolah kita mati esok, karena tak ada yang mampu menjamin kita selalu menang dalam kehidupan.Â
Kalah itu perlu, agar setidaknya mengingatkan bahwa kita adalah mahluk ciptaan.Â
Selamat menikmati hari libur, Kawan.Â
No Worry.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H