Pada akhirnya inspirasi yang diciptakan tersebut bukan timbul karena kertarikan akan destinasi wisata tersebut namun lebih kepada bayangan untuk melakukan swafoto yang sama dan bahkan memikirkan untuk memproduksi swafoto yamg lebih bagus ditampilkan di media sosial.
Dan kepuasan kita sebagai wisatawan bukan terletak pada kualitas dari destinasi dan pengalaman kita berlibur disana tapi pada komentar dan feedback yang didapat pada postingan kita.
Inilah selfie-gaze dimana dampak sebuah swafoto di media sosial dapat merubah cara pandang kita baik sebagai individu dan wisatawan akan sebuah liburan di sebuah destinasi yang hanya berdasarkan betapa populernya postingan kita terhadap sebuah destinasi liburan bukan pada keunikan dan authentic nya sebuah destinasi.
Dampak negatif lain dari selfie-gaze adalah pada ketidakpekaan kita terhadap sekitar kita berada dengan banyaknya berita wisatawan yang meninggal dan di denda karena melakukan swafoto di tempat-tempat yang semestinya seperti tempat yang sakral bagi masyarakat lokal disana.
Dan ketika masyarakat lokal pada destinasi juga terikut dengan tren swafoto maka dampaknya akan lebih luas dan parah dalam usahanya lebih mempromosikan keunikan daerahnya.
Sebuah foto merupakan visualisasi dan jika dalam konteks destinasi wisata, sebuah foto adalah gambaran atau ilustrasi dari sebuah tempat dengan segala keunikan lokalnya yang akan menumbuhkan ketertarikan orang untuk mengalaminya langsung bukan berdasarkan komentar dan feedback di media sosial.
Destinasi wisata tidak hanya berupa pantai, gunung, desa dan segala pemandangan alam saja namun juga sebuah pengalaman kita yang nyata pada keunikan, adat istiadat, budaya dan tradisi lokal yang berbeda dan dapat menumbuhkan kecintaan yang mendalam.
Mudah-mudahan akan banyak lagi para travel blogger/vlogger di Indonesia dengan foto-foto dan video tentang keunikan seluruh destinasi wisata kita serta dengan wisatawan yang non selfie-gaze ini.
Salam Pariwisata Indonesia
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H