Bagi semua orang liburan adalah waktu untuk menghabiskan waktu bersama dengan orang-orang yang kita cintai dengan melakukan kegiatan bersama dan menyenangkan.
Ada yang gemar berlayar dengan melakukan pelayaran dan island hopping, snorkeling, menyelam dan barbecue di pantai atau berjalan kaki untuk menikmati pemandangan tanpa melakukan kegiatan lain.
Ketika liburan selesai rasa kepuasan menikmati liburan akan terasa, bagi keluarga mungkin dapat terlihat betapa gembiranya putera-puteri nya setelah liburan dan minta untuk kembali liburan di tempat yang sama.
Akan tetapi apakah sebuah kepuasan liburan mempresentasikan kualitas liburan?
Untuk menjawabnya kita sebaiknya melihat ulang makna liburan dengan sebenarnya dimana liburan adalah momen dimana kita lepas dari segala rutinitas.
Liburan adalah waktu dimana kita menciptakan ruang dan waktu kita berdasarkan pilihan dan preferensi kita sendiri, ini adalah langkah awal sebenarnya untuk mendapatkan kualitas liburan.
Sedangkan rutinitas adalah segala hal yang kita temui, lakukan, alami dan hidup bersama kita selama 24 jam sehari, mulai dari bunyi alarm pada mobile phone kita, ibu-ibu menyiapkan sarapan pagi, menyiapkan kebutuhan putera-puteri berangkat sekolah, menyiapkan kopi sang komandan yang belum bangun dan lainnya.
Pada rutinitas juga kita biasanya membuka mobile phone kita untuk melihat jadwal untuk hari tersebut dan ada yang memulai hari dengan beban pikiran dari pekerjaan yang belum terselesaikan dari hari sebelumnya.
Akankah ini semua kita harus temui  ketika liburan? jika masih maka  kualitas liburan kita masih belum maksimal.
Bagaimana mengukur kualitas liburan?
Bagi seorang ibu contohnya, segala kebutuhan liburan biasanya dilakukan oleh sang ibu atau staf dari kantor sang komandan, begitu pula saat liburan dimana segala yang berhubungan dengan jadwal kegiatan dan lainnya akan berurusan dengan sang isteri/ibu.