TANJUNGPINANG- Pengelolaan sampah di Kota Tanjungpinang, Provinsi Kepri belum optimal. Produksi sampah tidak terkendali yang menyebabkan Tempat Akhir Akhir (TPA) sampah yang berlokasi di Ganet dan satu-satunya di Tanjungpinang hampir penuh.
Menurut Pengawas Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) TPA Ganet, Suardi, volume sampah yang datang setiap harinya meningkat dari tahun sebelumnya. Saat berkisar 90-an ton per hari. "Sampah yang dating kebanyakan tidak ekonomis, seperti berbagai jenis plastik. Dengan kondisi sekarang dalam setahun ke depan TPA ini akan penuh,"kata Suardi, Jumat (20/1) kemarin.
Ia menjelaskan, TPA Ganet sendiri berlokasi di Kecamatan Tanjungpinang Timur dengan luas sekitar 7,5 hektar. TPA dibagi atas lima zona. Satu zona luasnya sekitar 1-1,5 hektar. Kondisi sekarang zona 1 dan 4 sudah penuh. Zona 2 dan zona 3 tidak lama lagi akan penuh. Tinggal mengandalkan zona 5. Sampah dari seluruh Tanjungpinang setiap pagi diangkut menggunakan puluhan truk yang mengangkut sampah antara 90-94 ton.
Hal yang menjadi masalah di Tanjungpinang adalah pengelolaan sampah belum bisa diolah secara optimal. Baik sampah organik maupun non organik. Dampaknya adalah sampah semuanya diangkut dan menumpuh di TPA Ganet. Sementara, TPA Ganet sendiri berlokasi dari jauh dari pemukiman warga. Alhasil masyarakat mengeluhkan bau tidak sedap dari TPA Ganet. "Kalau bisa sebaiknya Pemko Tanjungpinang membuat TPA yang lain, Biar tidak terfokus di Ganet ini. Kalau ini penuh, kami warga Ganet juga yang menderita,"kata Syahrul, salah seorang warga Perumahan Ganet, kemarin sore.
Kata Syahrul, truk sampah yang lalu lalang dari dan menuju ke TPA Ganet setiap hari juga terasa cukup mengganggu. Tidak hanya baunya yang busuk, kadang sampah dari truk juga berjatuhan. Jadinya jalan menuju ke TPA Ganet Nampak kotor.**
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H