Mohon tunggu...
Ahmad Baiza
Ahmad Baiza Mohon Tunggu... Freelancer - Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa

Saya adalah seorang mahasiswa lulusan S1 Manajemen dan sedang menempuh pendidikan magister saya dan saya tertarik dan suka dengan dunia literatur

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kepribadian dan Komitmen Organisasi

9 Desember 2023   21:48 Diperbarui: 9 Desember 2023   21:53 195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

DI SUSUN OLEH : AHMAD BAIZA

PROGRAM STUDI PASCASARJANA MANAJEMEN, FAKULTAS EKONOMI, UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA YOGYAKARTA.

PENDAHULUAN

Dalam dunia kerja saat ini, keberhasilan sebuah organisasi tidak hanya bergantung pada struktrur dan strategi bisnisnya, tetapi juga pada kualitas individu yang bekerja di dalamnya. Kepribadian individu yang bekerja di dalamnya. Kepribadian individu telah menjadi faktor kunci yang mempengaruhi bagaimana seseorang berinteraksi, beradaptasi, dan berkontribusi dalam lingkungan kerja. Menurut Stephen P. Robbins, seorang pakar dalam bidang manajemen sumber daya manusia, kepribadian memainkan peran yang signifikan dalam membentuk perilaku dan respons individu terhadap tuntutan organisasi. Kepribadian yang beragam membawa dampak yang unik pada pola kerja, komunikasi, serta kemampuan seseorang dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan kerja yang terus berubah.

Dilain sisi, konsep komitmen organisasi juga menjadi krusial dalam memahami hubungna antara individu dan organisasi tempat mereka bekerja. Komitmen ini mencerminkan sejauh mana karyawan terlibat, terikat, dan berkontribusi pada tujuan serta nilai-nilai perusahaan. Di lingkungan kerja yang modern, tantangan utama dalam organisasi adalah memahami dan mengelola aspek-aspek yang mempengaruhi kinerja dan loyalitas karyawan. Dalam konteks ini, kepribadian individu dan tingkat komitmen mereka terhadap organisasi menjadi subjek yang menarik untuk diteliti (Yatno Prabowo B. 16022011.pdf, t.t.). Kepribadian sebagai faktor internal individu mempengaruhi bagaimana seseorang merespons, berinteraksi, dan beradaptasi dalam lingkungan kerja. Beragamnya kepribadian memunculkan pola-pola perilaku yang berbeda dalam konteks penyelesaian tugas, komunikasi, dan berkaloborasi di tempat kerja. Namun, belum banyak pemahaman yang mendalam mengenai bagaimana variasi kepribadian ini secara spesifik mempengaruhi komitmen individu terhadap organisasi.

Dalam banyak kasus, organisasi menghadapi tantangan dalam mempertahankan karyawan mereka dan meningkatkan kinerja keseluruhan. Karyawan yang memiliki tingkat komitmen yang rendah seringkali cenderung meninggalkan perusahaan, mempengaruhi stabilitas dan konsistensi tim kerja. Pemahaman yang lebih dalam tentang bagaimana beragamnya kepribadian individu mempengaruhi tingkat komitmen ini dapat memberikan pandangan yang lebih komprehensif dalam merancang strategi retensi karyawan yang lebih efektif. Selain itu, pemahaman mengenai bagaimana kepribadian memengaruhi tingkat keterlibatan karyawan dalam organisasi bisa menjadi landasan dalam merancang program pengembangan karyawan yang lebih sesuai dengan kebutuhan individu, yang pada gilirannya dapat meningkatkan motivasi dan produktivitas. Hal ini juga relevan dalam mengelola perubahan organisasi, di mana pemahaman tentang bagaimana kepribadian individu merespons perubahan dapat membantu organisasi dalam menavigasi transisi dengan lebih baik. Dengan demikian, penelitian mengenai hubungan antara kepribadian dan komitmen organisasi menjadi krusial dalam menemukan solusi untuk mengelola sumber daya manusia dengan lebih efektif, menciptakan lingkungan kerja yang lebih produktif, serta membangun keterlibatan dan loyalitas yang berkelanjutan dari karyawan.

 Perubahan dinamis dalam budaya organisasi dan struktur kerja menuntut pemahaman yang lebih dalam tentang variabel-variabel psikologis yang memengaruhi keterlibatan karyawan. Kepribadian sebagai konstruk psikologis mendasar memainkan peran kunci dalam membentuk pola kerja, respons terhadap tekanan kerja, dan kemampuan beradaptasi individu dalam lingkungan kerja yang beragam. Namun, belum terlalu banyak penelitian yang fokus pada keterkaitan spesifik antara aspek-aspek kepribadian tertentu dengan tingkat komitmen individu terhadap organisasi. Karyawan yang merasa kurang terikat dengan organisasi cenderung memiliki tingkat kepuasan kerja yang rendah, yang pada gilirannya dapat memengaruhi produktivitas dan kualitas kerja mereka. Dalam era di mana organisasi bersaing untuk menarik dan mempertahankan bakat terbaik, memahami bagaimana karakteristik kepribadian memengaruhi keterlibatan dan loyalitas karyawan menjadi esensial. Selain itu, dalam konteks globalisasi, di mana variasi budaya dan nilai-nilai berbeda meresap ke dalam tempat kerja, pemahaman tentang bagaimana kepribadian individu dapat memberikan wawasan yang lebih dalam dalam mengelola keragaman dan menciptakan lingkungan kerja inklusif yang mendorong komitmen yang kuat terhadap organisasi (PUSAT BAB 1 DAN 2 (1).pdf, t.t.).

 Oleh karena itu, penelitian tentang hubungan antara kepribadian dan komitmen organisasi bukan hanya relevan dalam mengatasi masalah-masalah internal perusahaan, tetapi juga dalam menciptakan fondasi yang kokoh untuk pertumbuhan dan keberlanjutan perusahaan di era yang terus berubah. Di samping itu, tingginya tingkat perputaran karyawan menjadi salah satu masalah utama di banyak industri. Menjaga karyawan tetap terlibat dan terikat pada organisasi sangatlah penting. Pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana kepribadian individu mempengaruhi tingkat komitmen ini menjadi kunci untuk merancang strategi retensi yang lebih efektif. Seiring dengan itu, pengelolaan keragaman di tempat kerja juga menjadi fokus yang signifikan. Kepribadian yang beragam dari karyawan menciptakan tantangan dan peluang dalam menciptakan lingkungan kerja yang inklusif dan mendorong komitmen yang kokoh terhadap nilai-nilai organisasi. Dalam wawasan yang lebih luas, penelitian tentang keterkaitan antara kepribadian dan komitmen organisasi akan memberikan landasan teoritis yang kuat untuk pengembangan strategi manajemen sumber daya manusia yang lebih adaptif dan holistik. Dengan demikian, memahami bagaimana kepribadian individu memengaruhi tingkat komitmen mereka terhadap organisasi merupakan aspek kunci dalam menjaga daya saing organisasi di era kerja yang terus berkembang dan menantang.

RUMUSAN MASALAH

Rumusan masalah adalah pernyataan yang jelas dan terperinci tentang apa yang akan diteliti dalam sebuah penelitian. Ini mengidentifikasi variabel-variabel utama yang akan diselidiki, memberikan arah pada penelitian, dan membantu merumuskan tujuan penelitian serta membatasi ruang lingkup penelitian tersebut. Rumusan masalah menyediakan kerangka kerja yang diperlukan untuk mengeksplorasi, menganalisis, dan memahami hubungan antara variabel-variabel yang menjadi fokus penelitian (Primadona.pdf, t.t.). Dalam konteks penelitian tentang kepribadian dan komitmen organisasi, rumusan masalah akan menjelaskan secara spesifik bagaimana variasi kepribadian individu mempengaruhi tingkat komitmen mereka terhadap organisasi di lingkungan kerja. Ini memberikan landasan yang kuat untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ditetapkan dalam penelitian dan mengarahkan fokus analisis pada aspek-aspek yang relevan dan penting dalam konteks hubungan antara kepribadian individu dengan komitmen organisasi. Berikut rumusan masalah :

  • Bagaimana variasi karakteristik kepribadian, seperti kepemimpinan, neurotisisme, ekstraversi, keterbukaan, kesungguhan, dan kebaikan hati, memengaruhi tingkat komitmen individu terhadap organisasi di lingkungan kerja?
  • Apa peran adaptasi individu terhadap tuntutan organisasi dalam konteks hubungan antara kepribadian dan komitmen terhadap perusahaan?
  • Bagaimana tingkat keterlibatan karyawan dalam nilai dan tujuan organisasi dipengaruhi oleh karakteristik kepribadian mereka?
  • Apa dampak psikologis dari kesejajaran atau ketidaksesuaian antara kepribadian individu dan budaya organisasi terhadap kinerja dan stabilitas tenaga kerja?
  • Bagaimana interaksi antara faktor-faktor kepribadian dan komitmen organisasi memberikan kontribusi terhadap penciptaan lingkungan kerja yang lebih produktif dan inklusif?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun