Mohon tunggu...
Ahmad Rusdiana
Ahmad Rusdiana Mohon Tunggu... Dosen - Praktisi Pendidikan, Penulis, Peneliti, Pengabdian Kepada Masyarakat-Pendiri Pembina Yayasan Pendidikan Al-Misbah Cipadung Bandung-Pendiri Pembina Yayasan Tresna Bhakti Cinyasag-Panawangan-Ciamis Jawa Barat

"Kompasiana Best Fiction Award Explorer" 22/1/2025

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Kolaborasi Industri-Pendidikan untuk Kesiapan Kerja: Strategi Membangun SDM Unggul

30 Januari 2025   09:46 Diperbarui: 30 Januari 2025   09:46 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Kemenko PMK, tersedia di https://www.kemenkopmk.go.id/kolaborasi-pendidikan-dan-industri-penting-untuk-pengembangan-vokasi

Kolaborasi Industri-Pendidikan untuk Kesiapan Kerja: Strategi Membangun SDM Unggul

Oleh: A. Rusdiana

Kolaborasi antara dunia industri dan pendidikan semakin menjadi kebutuhan utama dalam menyiapkan lulusan yang siap menghadapi tantangan dunia kerja. Dalam era Society 5.0, integrasi teknologi dengan keahlian manusia menjadi kunci daya saing sumber daya manusia (SDM). Namun, masih terdapat kesenjangan antara kompetensi lulusan dan kebutuhan industri, yang sering disebut sebagai "Skill Gap". Teori Kolaborasi Industri-Pendidikan menekankan pentingnya kerja sama berkelanjutan untuk memastikan bahwa kurikulum dan pengalaman belajar selaras dengan kebutuhan industri. Model kemitraan yang efektif harus melibatkan program magang, kerja sama penelitian, dan peningkatan kapasitas tenaga pengajar.

Tulisan ini penting untuk memberikan wawasan kepada pemangku kepentingan pendidikan kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan, dan akademisi agar mereka dapat memahami dan mengimplementasikan strategi yang tepat dalam membangun kemitraan dengan industri. Dengan demikian, Indonesia dapat mencetak SDM yang unggul dan siap menghadapi tantangan global menuju visi Indonesia Emas 2045. Berikut pembahasan: 5 Konten Pembelajaran dari Kolaborasi Industri-Pendidikan untuk Kesiapan Kerja: 

Pertama: Program Magang dan Praktik Kerja; Program magang memberikan pengalaman langsung bagi siswa dan mahasiswa dalam lingkungan kerja nyata. Kemitraan dengan perusahaan, baik dalam negeri maupun internasional, memungkinkan peserta didik untuk memahami budaya kerja, meningkatkan keterampilan teknis, serta membangun jaringan profesional yang berguna bagi karier mereka.

Kedua: Pengembangan Pusat Inovasi dan Inkubator Bisnis; Inkubator bisnis berbasis digital di institusi pendidikan dapat menjadi wadah bagi mahasiswa dan guru untuk mengembangkan ide kreatif dan inovatif yang dapat dikomersialkan. Dengan dukungan industri dalam bentuk mentoring, pendanaan, dan akses pasar, lulusan dapat lebih siap menjadi wirausaha yang kompetitif.

Ketiga: Pelatihan dan Sertifikasi bagi Guru dan Dosen; Agar dapat mengajarkan keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan industri, tenaga pendidik perlu diberikan pengalaman industri melalui program magang, pelatihan, dan sertifikasi. Ini akan memastikan bahwa pengajaran yang diberikan relevan dan berbasis praktik terbaik dari industri.

Keempat: Pengembangan Kurikulum Berbasis Industri; Kurikulum yang disusun bersama industri akan memastikan bahwa materi yang diajarkan selalu mengikuti perkembangan teknologi dan kebutuhan pasar. Misalnya, integrasi artificial intelligence (AI), big data, dan Internet of Things (IoT) dalam pembelajaran akan membantu lulusan lebih siap menghadapi era industri 5.0.

Kelima: Membangun Budaya Pembelajaran Berkelanjutan; selain menyesuaikan kurikulum, dunia pendidikan harus menanamkan budaya pembelajaran sepanjang hayat (lifelong learning). Dunia kerja terus berkembang, sehingga lulusan harus memiliki kemampuan beradaptasi dan terus meningkatkan kompetensi mereka melalui kursus online, pelatihan industri, dan sertifikasi profesi.

Kolaborasi industri-pendidikan adalah kunci dalam membangun SDM unggul yang siap kerja dan memiliki daya saing tinggi. Program magang, pusat inovasi, peningkatan kompetensi tenaga pendidik, serta pengembangan kurikulum berbasis industri harus terus diperkuat untuk menghadapi era industri 5.0. Maka dengan ini, merkomendasikan bagi Pemangku Kepentingan: 1) Pimpinan institusi pendidikan: Mendorong kebijakan kerja sama strategis dengan industri untuk memastikan keberlanjutan program magang dan inkubator bisnis; 2) Guru dan dosen: Mengikuti pelatihan industri dan memperoleh sertifikasi keahlian yang sesuai dengan perkembangan teknologi; 3) Tenaga kependidikan: Memfasilitasi ekosistem pendidikan yang mendukung inovasi dan pembelajaran berbasis industri; 4) Pemerintah dan asosiasi pendidikan: Membuat regulasi yang mendorong keterlibatan industri dalam pengembangan kurikulum dan peningkatan kapasitas tenaga pendidik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun