Mohon tunggu...
Ahmad Rusdiana
Ahmad Rusdiana Mohon Tunggu... Dosen - Praktisi Pendidikan, Penulis, Peneliti, Pengabdian Kepada Masyarakat-Pendiri Pembina Yayasan Pendidikan Al-Misbah Cipadung Bandung-Pendiri Pembina Yayasan Tresna Bhakti Cinyasag-Panawangan-Ciamis Jawa Barat

"Kompasiana Best Fiction Award Explorer" 22/1/2025

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Keimanan sebagai Fondasi Kepemimpinan Pendidikan di Era 5.0

27 Januari 2025   03:52 Diperbarui: 27 Januari 2025   03:52 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Mabruk, tersedia di https://www.mabruk.co.id/berita-perusahaan-id/meneladani-kepemimpinan-dari-sayyidina-umar-bin-khattab-inspirasi-dalam-keimanan-dan-keadilan (dimodifikasi)

Keimanan sebagai Fondasi Kepemimpinan Pendidikan di Era 5.0

Oleh: A. Rusdiana

Di era 5.0, pendidikan menghadapi tantangan besar dalam mengintegrasikan teknologi dan nilai-nilai moral. Globalisasi dan transformasi digital membuka peluang besar, tetapi juga membawa ancaman, seperti krisis moral, kurangnya integritas, dan pengaruh negatif teknologi terhadap generasi muda. Dalam konteks ini, momen Isra Mi'raj memberikan pelajaran berharga tentang pentingnya keimanan sebagai fondasi kepemimpinan yang kuat. Keimanan, sebagaimana dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW dalam peristiwa Isra Mi'raj, adalah landasan utama untuk menghadapi segala ujian. Dalam dunia pendidikan, seorang pemimpin yang memiliki keimanan kuat akan memiliki visi yang jelas, kebijakan yang adil, serta kemampuan untuk memotivasi dan menginspirasi seluruh pemangku kepentingan.

Namun, masih terdapat kesenjangan antara idealisme kepemimpinan berbasis keimanan dan praktik di lapangan. Pemimpin pendidikan sering kali terjebak dalam birokrasi, kurang fokus pada pengembangan karakter, dan belum sepenuhnya menyadari pentingnya nilai-nilai spiritual dalam membangun bangsa. Oleh karena itu, tulisan ini bertujuan untuk mengelaborasi keimanan sebagai fondasi kepemimpinan pendidikan demi menghadapi tantangan era 5.0 dan menyongsong Indonesia Emas 2045. Berikut lima elemen penting dari mengelaborasi keimanan sebagai fondasi kepemimpinan pendidikan demi menghadapi tantangan era 5.0 dan menyongsong Indonesia Emas 2045:

Pertama: Keimanan sebagai Pengarah Visi dan Misi Pendidikan; Pemimpin pendidikan yang berlandaskan keimanan memiliki kemampuan untuk menetapkan visi dan misi yang tidak hanya berbasis pada hasil material, tetapi juga mencakup pembentukan karakter dan akhlak peserta didik. Dalam konteks era 5.0, ini berarti menciptakan kebijakan pendidikan yang seimbang antara teknologi dan nilai-nilai spiritual, misalnya penerapan pendidikan berbasis nilai di sekolah digital.

Kedua: Integritas dalam Pengambilan Keputusan; Keimanan mendorong pemimpin pendidikan untuk bersikap jujur, adil, dan bertanggung jawab dalam setiap kebijakan yang dibuat. Di tengah tuntutan globalisasi dan tekanan digitalisasi, keimanan menjadi pedoman untuk menjaga integritas dan menghindari penyalahgunaan wewenang. Contohnya adalah memastikan alokasi anggaran pendidikan digunakan secara transparan untuk meningkatkan kualitas guru dan fasilitas pendidikan.

Ketiga: Kemampuan Menginspirasi dan Memberikan Teladan; Pemimpin pendidikan yang beriman tidak hanya mampu membuat kebijakan, tetapi juga menjadi teladan bagi guru, tenaga pendidik, dan siswa. Keteladanan ini penting dalam membangun semangat kerja sama dan disiplin dalam komunitas pendidikan. Misalnya, pemimpin yang menunjukkan komitmen pada nilai-nilai spiritual akan menginspirasi guru untuk mengintegrasikan pendidikan karakter dalam pembelajaran.

Keempat: Ketahanan dalam Menghadapi Tantangan Era 5.0; Era 5.0 menghadirkan tantangan besar, seperti perubahan teknologi yang cepat, ketimpangan digital, dan tekanan untuk menghasilkan lulusan yang kompetitif. Pemimpin pendidikan yang beriman memiliki ketahanan mental dan spiritual untuk menghadapi tekanan ini, sehingga mampu memberikan solusi kreatif dan inovatif tanpa kehilangan arah moral.

Kelima: Membangun Komunitas Pendidikan Berbasis Nilai Spiritual; Keimanan sebagai fondasi kepemimpinan juga mendorong terciptanya ekosistem pendidikan yang mendukung nilai-nilai kebersamaan, saling menghargai, dan gotong royong. Di era digital, komunitas pendidikan berbasis nilai ini dapat diwujudkan melalui platform digital yang mempromosikan kolaborasi positif, seperti forum diskusi berbasis nilai Islam dan pengembangan keterampilan berbasis karakter.

Keimanan sebagai fondasi kepemimpinan pendidikan adalah kunci untuk menghadapi tantangan era 5.0 sekaligus mempersiapkan generasi unggul menuju Indonesia Emas 2045. Pemimpin pendidikan yang beriman mampu menciptakan kebijakan yang adil, memberikan inspirasi, dan membangun komunitas pendidikan yang kuat berbasis nilai spiritual. Hal ini, berimplikasi bagi Pemangku Kepentingan Pendidikan: 1) Kepala Sekolah/Pimpinan: Harus memprioritaskan pengembangan visi pendidikan yang berbasis karakter dan nilai spiritual; 2) Guru/Dosen: Mengintegrasikan pendidikan karakter dalam setiap mata pelajaran untuk membentuk generasi yang bermoral dan berdaya saing; 3) Tenaga Kependidikan (Tendik): Mendukung terciptanya lingkungan belajar yang mencerminkan nilai-nilai keimanan, seperti kejujuran, tanggung jawab, dan kerja sama. Maka dengan ini, merekomendasikan bahwa: 1) Mengadakan pelatihan kepemimpinan berbasis nilai spiritual untuk kepala sekolah dan pemimpin pendidikan lainnya; 2) Meningkatkan integrasi nilai spiritual dalam kurikulum pendidikan di semua jenjang; 3) Mengembangkan platform digital berbasis komunitas untuk mempromosikan nilai-nilai spiritual dalam pendidikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun