Mohon tunggu...
Ahmad Rusdiana
Ahmad Rusdiana Mohon Tunggu... Dosen - Praktisi Pendidikan, Penulis, Peneliti, Pengabdian Kepada Masyarakat-Pendiri Pembina Yayasan Pendidikan Al-Misbah Cipadung Bandung-Pendiri Pembina Yayasan Tresna Bhakti Cinyasag-Panawangan-Ciamis Jawa Barat

“Learning to Explore, Develop, and Serve”

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Menanamkan nilai-Nilai Adaptasi dan Inovasi: Pilar Pendidikan Era 5.0

18 Januari 2025   23:58 Diperbarui: 18 Januari 2025   23:58 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Liputan6, tersedia di https://www.liputan6.com/hot/read/5696405/adaptasi-dan-inovasi-kunci-sukses-gen-z-dalam-karier-profesional

Menanamkan Nilai-Nilai Adaptasi dan Inovasi: Pilar Pendidikan Era 5.0

Oleh: A. Rusdiana

Di era 5.0, perubahan teknologi dan kebutuhan masyarakat berlangsung dengan sangat cepat. Sistem pendidikan yang kaku akan sulit bertahan tanpa adanya kemampuan adaptasi dan inovasi dari para pemimpinnya. Nilai-nilai adaptasi dan inovasi tidak hanya relevan dalam pengelolaan teknologi tetapi juga dalam strategi pembelajaran, manajemen, dan pengambilan keputusan berbasis data. Sayangnya, banyak pemimpin pendidikan masih terjebak dalam pola pikir tradisional yang menghambat implementasi perubahan. GAP ini harus segera diatasi melalui upaya kolaboratif yang melibatkan guru besar, kepala sekolah, guru muda, dan tenaga kependidikan. Tulisan ini menguraikan pentingnya menanamkan nilai-nilai adaptasi dan inovasi sebagai upaya menciptakan pendidikan unggul yang mampu menjawab tantangan era 5.0 menuju visi Indonesia Emas 2045. Berikut lima elemen pentingnya menanamkan nilai-nilai adaptasi dan inovasi sebagai upaya menciptakan pendidikan unggul yang mampu menjawab tantangan era 5.0 menuju visi Indonesia Emas 2045:

Pertama: Adaptasi sebagai Kebutuhan Utama di Era 5.0; Adaptasi adalah kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan perubahan. Dalam konteks pendidikan, adaptasi mencakup kemampuan mengintegrasikan teknologi digital, menyesuaikan kurikulum dengan kebutuhan zaman, dan merespons kebutuhan siswa yang beragam. Pemimpin pendidikan perlu membuka diri terhadap tren baru, seperti pembelajaran hybrid, pembelajaran berbasis AI, dan pemanfaatan big data.

Kedua: Inovasi dalam Manajemen Pendidikan; Inovasi tidak hanya terkait dengan teknologi tetapi juga pendekatan strategis dalam manajemen pendidikan. Pemimpin pendidikan dapat memperkenalkan metode baru seperti data-driven decision-making untuk meningkatkan efisiensi operasional. Contoh lain adalah penggunaan sistem manajemen pembelajaran (LMS) untuk memonitor kinerja siswa dan guru secara real-time.

Ketiga: Pembelajaran Berbasis Proyek (Project-Based Learning); Pembelajaran berbasis proyek adalah salah satu inovasi yang relevan di era ini. Metode ini melibatkan siswa dalam proyek nyata yang memerlukan pemecahan masalah, kolaborasi, dan kreativitas. Guru besar dapat mendorong kepala sekolah untuk mengintegrasikan pendekatan ini ke dalam kurikulum sebagai bentuk pembelajaran yang relevan dengan dunia nyata.

Keempat: Kolaborasi Multistakeholder untuk Mendukung Inovasi; Nilai-nilai adaptasi dan inovasi hanya dapat berkembang jika didukung oleh kolaborasi yang solid antara pemangku kepentingan. Guru besar, kepala sekolah, guru muda, pemerintah, dan sektor swasta perlu bekerja sama untuk menciptakan ekosistem pendidikan yang inovatif. Contohnya adalah kemitraan dengan perusahaan teknologi untuk menyediakan pelatihan keterampilan digital.

Kelima: Budaya Belajar Berkelanjutan (Lifelong Learning); Menanamkan budaya belajar berkelanjutan di kalangan pemimpin pendidikan adalah langkah penting untuk memastikan mereka selalu relevan dengan perkembangan zaman. Guru besar dapat berperan sebagai mentor, memberikan arahan dan motivasi agar pemimpin pendidikan terus belajar dan mengembangkan diri.

Nilai-nilai adaptasi dan inovasi adalah fondasi bagi pemimpin pendidikan untuk menciptakan sistem pendidikan yang unggul dan tangguh dalam menghadapi tantangan era 5.0. Tanpa kedua nilai ini, pendidikan akan tertinggal dari perubahan zaman dan kehilangan relevansinya. Hal ini, berimplikasi kepada: 1) Para Pemimpin Pendidikan: Perkuat kompetensi adaptasi melalui pelatihan teknologi dan pengembangan strategi inovatif; 2) Bagi Guru Besar: Jadilah penggerak perubahan dengan memfasilitasi pelatihan dan pendampingan bagi kepala sekolah dan guru; 3) Bagi Pemerintah dan Pemangku Kebijakan: Ciptakan kebijakan yang mendukung inovasi pendidikan, termasuk pendanaan, infrastruktur digital, dan akses pelatihan yang merata.

Dengan langkah strategis ini, nilai-nilai adaptasi dan inovasi dapat menjadi motor penggerak menuju pendidikan unggul dan Indonesia Emas 2045. Wallahu A'lam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun