Mohon tunggu...
Ahmad Rusdiana
Ahmad Rusdiana Mohon Tunggu... Dosen - Praktisi Pendidikan, Penulis, Peneliti, Pengabdian Kepada Masyarakat-Pendiri Pembina Yayasan Pendidikan Al-Misbah Cipadung Bandung-Pendiri Pembina Yayasan Tresna Bhakti Cinyasag-Panawangan-Ciamis Jawa Barat

“Learning to Explore, Develop, and Serve”

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Kolaborasi Pemangku Kepentingan Pendidikan: Strategi Menuju Indonesia Emas 2045

15 Januari 2025   16:11 Diperbarui: 15 Januari 2025   16:11 10
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Palembang.Tribunnews tersedia di https://palembang.tribunnews.com/2024/07/07/opini-kolaborasi-menjadi-kunci-meningkatnya-rapor-pendidikan-di-sumsel

Kolaborasi Pemangku Kepentingan Pendidikan: Strategi Menuju Indonesia Emas 2045

Oleh: A. Rusdiana

Di era 5.0, pendidikan menjadi pilar utama dalam menghadapi tantangan global. Pembangunan Indonesia Emas 2045 hanya dapat tercapai dengan kolaborasi efektif antar pemangku kepentingan pendidikan: kepala lembaga, guru, dan tenaga kependidikan. Namun, saat ini, banyak institusi pendidikan masih beroperasi secara terfragmentasi, dengan kurangnya koordinasi yang memadai. Kolaborasi adalah inti dari pendidikan yang holistik dan adaptif. Menurut teori sinergi organisasi, kerja sama yang erat meningkatkan efisiensi, inovasi, dan moralitas dalam institusi pendidikan. Tulisan ini menguraikan langkah strategis untuk memperkuat kolaborasi guna menghadapi tantangan era 5.0 dan menyongsong Indonesia Emas 2045. Berikut lima langkah strategis untuk memperkuat kolaborasi guna menghadapi tantangan era 5.0 dan menyongsong Indonesia Emas 2045:

Pertama: Penguatan Forum Diskusi Reguler; Membentuk forum diskusi antara kepala sekolah, guru, dan tenaga kependidikan membantu menyelaraskan visi dan misi. Forum ini dapat menjadi tempat berbagi ide, menyelesaikan masalah bersama, dan memetakan kebutuhan pendidikan.

Kedua: Lokakarya Pengembangan Profesional Bersama; Lokakarya yang melibatkan semua pihak memungkinkan transfer pengetahuan, penyelarasan metode pembelajaran, dan pengembangan kompetensi baru. Kegiatan ini memperkuat budaya belajar yang kolaboratif.

Ketiga: Kemitraan Antar Lembaga Pendidikan; Kolaborasi lintas institusi memungkinkan berbagi sumber daya, pengalaman, dan keahlian untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Program pertukaran guru atau proyek lintas sekolah bisa menjadi langkah awal.

Keempat: Penggunaan Teknologi untuk Kolaborasi Virtual; Era digital membuka peluang untuk memanfaatkan platform kolaborasi online seperti webinar, grup diskusi, atau aplikasi manajemen proyek. Ini memungkinkan koordinasi lintas wilayah dengan efisien.

Kelima: Budaya Saling Mendukung dalam Institusi; Membangun budaya saling mendukung di dalam institusi penting untuk mendorong keterlibatan dan inovasi. Penghargaan atas ide baru, pencapaian individu, atau kerja tim dapat meningkatkan semangat kolaborasi.

Kolaborasi antar pemangku kepentingan pendidikan adalah kunci keberhasilan pendidikan di era 5.0 dan mewujudkan Indonesia Emas 2045. Kepala sekolah, guru, dan tenaga kependidikan perlu memperkuat komunikasi, berbagi tanggung jawab, dan bekerja dalam sinergi. Pemerintah dan lembaga pendidikan harus mendorong forum diskusi, lokakarya, dan teknologi kolaboratif sebagai bagian dari strategi nasional pendidikan.

Wallahu A'lam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun